Ada Apa di China Hingga 1 Juta Warga di Kota Ini Harus Barter Elektronik demi Makanan dan Mie Instan

5 Januari 2022, 20:59 WIB
Ilustrasi Bendera China /Pixabay/Chickenonline//

SERANG NEWS- Kabar mengejutkan datang dari China. Terbaru Pemerintah China kembali melakukan lockdown di sejumlah kota.

Hal itu dilakukan China untuk menekan penyebaran covid-19 yang dikabarkan kembali menyebar.

Sejumlah kota yang di lockdown pemerintah China adalah Kota Youzhou lantaran ada tiga kasus Covid-9 tanpa gejala.

Sementara di Kota Xian, Kondisi dikabarkan lebih ngeri lagi, dimana warga yang tak punya cukup makanan menukar pasokan kebutuhan hidup dengan gawai.

Baca Juga: Benarkah Covid-19 Varian Omicron Lebih Cepat Menular Dibanding Varian Delta, Ini Kata Kemenkes

Kota Youzhou dengan penduduk satu juta jiwa itu dikabarkan menutup sistem transportasi, toko-toko dan tempat-tempat hiburan.

Hanya toko makanan yang diizinkan buka dan hanya petugas penanganan pandemi Covid-19 yang boleh keluar rumah.

Sedangkan di Kota Xian, provinsi di sebelum Yuzhou, telah berada dalam lockdown selama dua minggu.

China masih terus berupaya menerapkan kasus nol. Hal itu berbanding terbalik dengan sebagian besar negara di dunia yang berupaya menerapkan hidup di tengah pandemi.

Baca Juga: Varian Baru Covid-19 Omicron, Berikut Penjelasan Kemunculannya

Sejumlah warga Kota Xian, memilih melakukan barter beragam barang demi memperoleh makanan selama beberapa hari terakhir di tengah kekhawatiran menipisnya pasokan pangan akibat karantina ketat alias lockdown.

Berbagai unggahan foto dan video di media sosial Weibo memperlihatkan sejumlah warga membarter barang dengan makanan.

Dalam unggahan itu sebuah rokok, ditukar dengan kubis, sabun cuci piring dengan apel, dan pembalut wanita dengan beberapa ikat sayuran.

Sebuah video tampak menunjukkan seorang warga menukar konsol Nintendo Switch dengan satu paket mie instan dan dua bakpao.

"Khalayak saling menukar barang-barang di gedung yang sama, karena mereka tak lagi punya cukup makanan untuk disantap," kata seorang warga bermarga Wang kepada Radio Free Asia yang dikutip SerangNews.com, Rabu 5 Januari 2022.

Baca Juga: Waspada, Varian Baru Covid-19 Omicron Sudah Masuk Indonesia, Ini Pesan Menkes

"Para warga yang tak berdaya telah tiba di era barter kentang ditukar dengan korek kuping," sebut salah satu pengguna Weibo.

Terpisah dikutip dari Pikiran-rakyat.com dengan judul berita "Lockdown 'Ekstrem' Paksa Warga China Bertahan Hidup hingga Barter HP demi Sesuap Makanan" yang tayang 5 Januari 2021.

Dikatakan pemerintah China menerapkan strategi yang dinilai ekstrem terkait 'Zero Covid' atau 'Nol Kasus' di negaranya.

Asisten Profesor di University of North Carolina di Chapel Hill, Sean Yuji Sylvia membeberkan alasan mengapa China mendorong strategi tersebut.

"China memiliki kepadatan populasi yang tinggi dan kekebalan kelompok yang lebih rendah dalam populasi karena paparan virus yang terbatas dan vaksin yang kurang efektif," lanjutnya.

Selain itu, sistem kesehatan di China, diungkap Sylvia, relatif lebih lemah sehingga pemerintah mengambil opsi tersebut.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler