Militer Israel Tembak Mati Bocah Palestina, Enam Warga Dirawat

7 November 2021, 11:21 WIB
Israel mengumumkan persetujuan terkait pengesahan pemukiman Palestina di Tepi Barat, setelah negara itu dikecam soal pembangunan rumah. /Pixabay/edu_castro27

SERANG NEWS - Militer Israel menembak mati seorang bocah laki-laki Palestina berusia 13 tahun bernama Mohammed Daadas pada Jumat 5 November 2021.

Mohammed Daadas ditembak mati pada protes yang terjadi terhadap perluasan pemukiman ilegal di tepi barat.

Bocah berusia 13 tahun itu tewas di rumah sakit karena tembakan di bagian perut.

Baca Juga: Gara-gara Nyalakan Musik , Tiga Orang Tewas Ditembak Oleh Pria yang Mengklaim Taliban di Afghanistan

Sementara, enam warga lainnya dirawat di lokasi konfrontasi di desa Beit Dajan, timur Nablus, setelah menghirup gas air mata yang diluncurkan oleh pasukan Israel.

Tidak ada pernyataan langsung dari militer Israel atas insiden tersebut. Secara terpisah, dua warga Palestina lainnya terluka pada hari Jumat dalam bentrokan di Beita.

Di lokasi tersebut, penduduk setempat telah berjuang selama berbulan-bulan untuk mengusir pemukim Israel dan militer dari puncak bukit.

Baca Juga: Profil dan Instagram Dilan Cicek Deniz, Miss Kecantikan Turki yang Digrebek Berhubungan Seks di Toilet

Protes itu terjadi setelah Israel mengumumkan akan memajukan rencana untuk 3.000 lebih banyak rumah ilegal bagi pemukim Yahudi di Tepi Barat, meskipun ada kritik internasional.

Israel juga telah memajukan rencana untuk membangun sekitar 1.300 rumah bagi warga Palestina di Tepi Barat, tetapi para kritikus memandang langkah itu sebagai upaya untuk menangkis kecaman global atas pembangunan pemukiman.

Diketahui, Israel merebut Tepi Barat dan menduduki Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah 1967.

KuBaca Juga: Bukan Indonesia, Negara Ini Gunakan Bahasa Jawa untuk Percakapan Sehari-hari

Orang-orang Israel garis keras, termasuk Perdana Menteri Naftali Bennett, memandang tanah Palestina di Tepi Barat sebagai jantung sejarah Yahudi.

Ratusan ribu orang Israel sejak saat itu pindah ke pemukiman yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Bennett telah mengesampingkan pembicaraan damai formal dengan Otoritas Palestina, dengan mengatakan dia lebih memilih untuk fokus pada perbaikan ekonomi.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler