Memanas, Turki Siap Operasi Militer Baru di Suriah Usai Pasukannya Diserang Kurdi Didukung Amerika

12 Oktober 2021, 13:57 WIB
Alasan Turki tetap membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia terkuak / / Defence Talk

SERANG NEWS - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi isyarat Turki sedang bersiap untuk meluncurkan operasi militer baru di Suriah.

Hal itu dilakukan Turki setelah pasukannya diserang dari militan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat.

Komentar Erdogan menyusul pemboman mobil pada hari Senin di kota Afrin di Suriah utara yang menewaskan enam orang.

Dalam peristiwa itu setidaknya satu pejuang pemberontak yang didukung Turki tewas, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris. 

Baca Juga: China Ancam AS dan Bisa Picu Perang Dunia 3, Begini Perbandingan Kekuatan Militer Keduanya

“Kami tidak memiliki kesabaran tersisa di beberapa daerah yang menjadi sumber serangan teror yang ditujukan ke negara kami dari Suriah,” kata Erdogan setelah memimpin rapat kabinet yang dihadiri oleh para menteri tinggi.

“Kami bertekad untuk menghilangkan ancaman yang berasal dari Suriah dengan cara kami sendiri,” katanya dalam komentar yang disiarkan televisi.

“Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan di Suriah sesegera mungkin," ujarnya dikutip dari The Defense Post, Selasa 12 Oktober 2021.

Turki dan proksinya telah menguasai wilayah Suriah atas beberapa operasi militer yang diluncurkan sejak 2016 terhadap kelompok Negara Islam dan milisi YPG Kurdi. 

Baca Juga: China dan Taiwan Memanas, Amerika Diam-diam Latih Orang Taiwan, Untuk Apa?

Ankara memandang YPG sebagai cabang Suriah dari militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) terlarang.

Mereka telah melancarkan pemberontakan mematikan terhadap negara Turki yang telah merenggut puluhan ribu nyawa.

Namun Washington telah bermitra dengan YPG untuk memerangi ISIS di Suriah, menepis kritik pedas dari Turki.

YPG tetap menjadi titik sakit dalam hubungan Erdogan yang tidak nyaman dengan Presiden AS Joe Biden.

Pasukan Turki dan proksi lokal mereka merebut Afrin setelah mendorong pasukan Kurdi Suriah keluar pada Maret 2018.

Konflik di Suriah telah menewaskan hampir 500.000 orang sejak dimulai pada 2011 dengan penindasan brutal terhadap demonstrasi damai.***

Editor: Kiki

Sumber: The Defense Post

Tags

Terkini

Terpopuler