Lebih dari itu pada awal abad ke-20, orang Indonesia yang mengenyam pendidikan tingkat menengah hampir tidak ada.
Saat itu, Politik Etis memungkinkan perluasan kesempatan pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia. Dan tahun 1925, fokus pemerintah kolonial bergeser ke penyediaan pendidikan kejuruan dasar selama tiga tahun.
Meskipun jumlah siswa yang terdaftar relatif sedikit dibandingkan dengan total kelompok usia sekolah, pendidikan menengah Belanda memiliki kualitas tinggi dan sejak tahun 1920-an mulai menghasilkan elit Indonesia terdidik yang baru.
Semangat Boedi Oetomo dinilai masih relevan dengan kondisi Indonesia dengan melihat bagaimana kondisi ekonomi dunia saat ini, ketegangan geopolitik global, dan juga tentunya bergerak sedikit demi sedikit mencoba bangkit dari pandemi Covid-19.
Momentum ini juga diperkuat dengan peran Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 yang bertujuan memberikan spirit baru dalam mewujudkan tatanan dunia yang dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran inklusif untuk keberlanjutan kehidupan di masa depan.***