Baca Juga: Ngeri, Empat Ramalan Jayabaya Ini Sudah Terbukti dan Benar-benar Terjadi di Zaman Sekarang
Pemaknaan trisula weda secara garis besar bisa dimaknai tiga menjadi satu. Misalnya, pemaknaan iman, ilmu, dan amal. Bumi, langit dan isinya, kiri, kanan dan tengah, juga benar, cekatan dan jujur.
Ratu Adil atau Satrio Piningit bukan pula Imam Mahdi. Dalam kepercayaan Jawa kuno, sosok Ratu Adil sudah dikenal dari zaman dahulu. Dia diyakni sosok keturunan dari Kresna.
Dalam buku Wangsit Siliwangi tertulis bahwa Ratu Adil atau yang disebut dengan nama Budak Angon.
Disebutkan, Budak Angon terlahir dari kalangan rakyat biasa. Ia ditemani pemuda berjanggut, orang yang dekat atau penasihat.
Dalam ramalan Jayabaya disebutkan bahwa Satrio Piningit itu adalah sosok kesatria pilihan. Ia dikabarkan akan muncul bersamaan puncak terjadinya goro-goro, gonjang-ganjing dan ketidakadilan di sebuah negeri.
“Satrio Piningit akan selalu sanggup hadir di tengah suka atau duka negeri ini. Baik diminta atau tidak diminta,” papar Mliwis Ireng.
Baca Juga: Mengapa Bentuk Wayang Kresna dalam versi Pewayangan Jawa Berwarna Hitam dan Kuning Keemasan
Satrio Piningit yang akan datang menggambarkan seseorang yang menjadi teman rakyat. Ia mempunyai kemampuan mencermati, menganalisa, dan mencerna segala fenomena dan kejadian serta peristiwa dalam politik negeri ini.