Network
Baru kemudian pada saat khalifah Umar bin Khatab, dimulai lagi shalat tarawih berjama’ah, sehingga inilah yang menjadi dasar jumhur ulama untuk menetapkan sunnahnya shalat tarawih berjama’ah.
Sementara, perlu diketahui bahwa shalat tarawih atau qiyamullail merupakan kebiasaan Nabi dan para sahabatnya.
Baca Juga: Niat Sholat Witir 1 Rakaat yang Benar untuk Imam dan Makmum, Lengkap Bahasa Indonesia dan Terjemahan
Asiyah berkata: “jangan kamu tinggalkan shalat malam. Karena sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah meningalkannya.dan jika sakit atau kecapian beliau melakukannya dengan duduk.”
Rasulullah SAW bersabda :“Barangsiapa shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mngharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(Muttafaq’alaih)
Ibadah shalat tarawih yang dilakukan oleh Rosulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah tidak lebih dari sebelas rakaat.
Baca Juga: Sah! 1 Ramadhan 1444 Hijriah Jatuh Pada Kamis, 23 Maret 2023, Ini Kata Kemenag
Dilakukan dengan dua rekaat sekali salam,ditutup dengan witir tiga rekaat atau satu rekaat.
Di samping itu, adapun pelaksanaan shalat tarawih lebih dari sebelas rekaat, sesuai yang dicontohkan oleh Umar bin Khatab dan Usman bin Affan.
Dalam hal ini tidak ada alasan yang mendasar untuk memperdebatkan satu dengan yang lain dalam jumlah rekaat shalat tarawih apalagi kalau sampai mengakibatkan perpecahan ummat.
