Network
SERANG NEWS – Aqiqah menjadi sarana bagi Umat Islam bersyukur kepada Allah SWT atas karunia kelahiran anak, yang biasanya dilakukan dengan menyembelih hewan berupa kambing.
Hukum aqiqah menurut pendapat berdasarkan kitab 'Hasyiyatus Syarqowi ala Thullab bi Syarhit Tahrir' oleh Syekh Syarqowi, sebagaimana hadist riwayat Imam Ahmad, dan di shahihkan oleh Syu'aib Al-Arna'uth
وَمَعَ الْغُلَامِ عَقِيقَتُهُ فَأَمِيطُوا عَنْهُ الْأَذَى وَأَرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَالصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الْقَرَابَةِ ثِنْتَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
"Kelahiran seorang anak itu harus disertai aqiqah, hilangkan gangguannya (maksudnya cukurlah rambutnya) dan alirkanlah darah (sembelihlah hewan). Dan bersedekah kepada kerabat dekat mendapatkan dua pahala sekaligus, pahala sedekah dan pahala silaturrahim." (HR. Ahmad Nomor:15635).
Baca Juga: Sambut Puasa Ramadhan, Ini Tuntunan dan Doa Ramadhan Penuh Berkah
Demikian halnya dengan tujuan aqiqah untuk menyembelih hewan saat kelahiran anak, sebagai bagian dari fikih ibadah mengandung banyak hikmah.
Menurut Syekh Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam, aqiqah memiliki beberapa hikmah:
1. Menghidupkan sunah Nabi Muhammad SAW dalam meneladani Nabi Ibrahim AS, tatkala Allah SWT menebus putra Ibrahim yang tercinta Ismail AS.
2. Dalam aqiqah mengandung unsur perlindungan dari setan yang dapat mengganggu anak yang lahir.
