Tren Intoleransi dan Radikalisme di Indonesia Semakin Meningkat, Ini Faktor dan Solusinya

22 April 2022, 00:28 WIB
Tren Intoleransi dan Radikalisme di Indonesia Semakin Meningkat, Begini Kata Kiai di Serang, Banten. /Kiki/Serang News./

SERANG NEWS - Munculnya radikalisme dan intoleransi di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

Ada banyak solusi untuk mengatasinya. Salah satu yang menjadi pilihan utama adalah solusi ideologis.

Salah Satunya dengan menggiatkan sosialisasi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Adapun menurut Tokoh Agama Kota Serang Kiai Haji Matin Syarqowi, mengatakan tren intoleransi dan radikalisme di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu. 

Baca Juga: Diduga Berhalusinasi Ada Emas Dalam Sumur, Warga Serang Nekat Nyemplung hingga Tewas

Meningkatnya tren intoleransi dan radikalisme ini dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama konstelasi politik, ceramah.

Kemudian juga pidato bermuatan ujaran kebencian, serta postingan bermuatan ujaran kebencian di media sosial.

"Realitas radikalisme agama di Indonesia kian hari kian menggelisahkan, khususnya pasca reformasi," katanya.

Radikalisme agama ditampilkan dalam tindakan dishumanis (tak manusiawi) yang memilukan. 

Baca Juga: Tidak Terima Ditegur untuk Luruskan Shaf Shalat, Imam Masjid Dikeroyok Tiga Orang, Begini Kondisinya

Kiai Haji Matin mencontohkan seperti peristiwa Bom Bali, tragedy Poso, Ambon, Sambas, Tolikara, penyerangan Ahmadiyah Cikeusik pandeglang.

Kemudian terakhir peristiwa persekusi terhadap pegiat sosial media Ade Armando pada aksi demo mahasiswa tanggal 11 April 2022
di depan gedung DPR RI Senayan Jakarta.

"Segala apa yang jahat seperti tindakan membunuh, menteror, membakar, memusnahkan sesama manusia itu anehnya dibingkai atas nama agama," katanya.

Hal yang memilukan lagi adalah bahwa ternyata para tokoh, pelaksana, eksponen, pelaku kekerasan itu adalah orang-orang yang mengaku beragama. 

Baca Juga: Polres Serang Anjangsana dengan Purnawirawan dan Warakawuri, Ini yang Dilakukan

"Kehadiran Pancasila sebagai dasar negara untuk menjadi pemersatu keberagaman bangsa Indonesia," ujarnya.

Namun hal yang memprihatikan adalah masih ada kelompok dan organisasi tertentu belum menyadari dan menghayati nilai dan fungsi Pancasila.

Bahkan masih ada kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar dan Ideologi bangsa.

Sementara itu Anggota DPR RI Ichsan Soelistio memaparkan kondisi keberagaman di Indonesia jangan sampai membuat satu kelompok merasa lebih baik dari kelompok lain. 

Baca Juga: Tega, Suami di Serang, Banten Gorok Anak dan Istri hingga Meninggal Dunia, Begini Kronologi Kejadiannya

"Kita harus menyadari bahwa masing-masing elemen bangsa yang beraneka ragam memiliki kebaikan dan kelebihannya sendiri-sendiri," katanya

Untuk itu, dikatakan Politisi PDIP tersebut jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain.

"Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa lebih dari yang lain," ujarnya.

Kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa sejatinya perlu dikedepankan kemanfaatannya.

Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada peringatan Nuzulul Qur’an tingkat kenegaraan yang menyampaikan pesan keberagaman,.

Oleh karenanya, kita sebagai umat Islam mari menjadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman.

Hal itu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

"Keberagaman yang merupakan anugerah dari Allah SWT harus terus kita jaga, kita rawat, kita kelola
dengan baik agar terjadi keharmonisan, yaitu membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat," ujarnya.***

Editor: Kiki

Tags

Terkini

Terpopuler