Cek Fakta: Geger, Oknum TNI AD Menghajar Warga yang Tidak Mau Swab di Buleleng Bali, Benarkah?

- 24 Agustus 2021, 14:17 WIB
Kronologi Viralnya Video Anggota TNI Tendang Warga Buleleng,  Dipicu dari Dipukulnya Kepala Dandim
Kronologi Viralnya Video Anggota TNI Tendang Warga Buleleng, Dipicu dari Dipukulnya Kepala Dandim //Tangkap layar//Instagram @jeg.bali

SERANG NEWS -- Viral di media sosial seorang oknum TNI terlibat cekcok dengan warga yang berujung pada aksi kekerasan. Diketahui video tersebut diunggah oleh akun [email protected]. Kejadian tersebut berlangsung di Desa Sidatapa, Buleleng.

Dalam unggahan tersebut, berisi narasi bahwa sekelompok TNI AD menghajar warga yang tidak mau melakukan tes swab antigen.

Dalam unggahan tersebut juga bernarasi bahwa oknum TNI memukul hingga menendang beberapa warga yang ada di lokasi.

Insiden kejadian tersebut diketahui terjadi pada hari Senin, 23 Agustus 2021.

"Sebelumnya petugas sudah memberitahukan bahwa hari ini akan ada tes swab. Namun pemberitahuan ini ditolak oleh sejumlah masyarakat," keterangan [email protected].

Baca Juga: Sempat Bocor di Medsos, Spiderman No Way Home Akhirnya Resmi Dirilis, Begini Alur Ceritanya

Terlihat di video yang sudah tersebar, sejumlah pria yang berseragam loreng melempar ember ke kepala warga.

Benarkah demikian?

Komando Daerah Militer IX/Udayana pun membantah peristiwa tersebut. Melalui akun resmi media sosial Intagram, Kodam IX/Udayana pun memberi klarifikasi. Dilansir SerangNews.com, berikut keterangannya.

Tanggapan Kapenrem 163 Wira Satya Terkait Keributan Antara Petugas Dengan Warga Sidatapa, Banjar-Buleleng

Awal ceritanya bahwa Pada Hari Senin (23/08/2021) pukul 08.00 Wita di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng atas kesepakatan dan permintaan pihak aparat dan tokoh masyarakat Desa Sidatapa kepada Satgas COVID-19 untuk melaksanakan Swab Tes Rapid Antigen bagi warga Desa Sidatapa.

Pelaksanaan kegiatan Tes Rapid Antigen tersebut melibatkan Kodim 1609/Buleleng bekerja sama dengan Puskesmas I Banjar dipimpin oleh Letkol Inf Muhamad Windra Lisrianto yang juga didampingi Danramil 1609-06/Banjar beserta anggota. Kapolsek Banjar Kompol Made Agus Dwi Wirawan, SH.,MH. Perbekel Desa Sidetapa, Ketut Budiasa, S.Pd.,Tokoh masyarakat Desa Sidetapa dan tentu juga warga masyarakat Desa Sidetapa.

Saat pelaksanaan Swab Test Rapid Antigen berlangsung melintaslah 2 orang anak muda berboncengan menggunakan Sepeda Motor Scoopy warna Silver dengan tidak memakai masker. Kemudian melihat hal tersebut Anggota Tim Nanggala berusaha menghentikan kedua anak muda tersebut, namun kedua orang tersebut tidak mau berhenti malah menabrak salah satu Anggota Kodim 1609/Buleleng yang tergabung di Tim Nanggala Kopda Made Sastrawan yang menyebabkan tangannya lecet.

Karena tindakan 2 anak muda tersebut sudah membahayakan petugas yang memang sedang melaksanakan tugas, selanjutnya kedua pelaku dikejar oleh anggota BKO dari Raider 900/SBW Pratu Gagas Ribut Supriantoko namun tidak berhasil.

Berselang sekitar 5 menit kedua pemuda kembali mendatangi Pratu Gagas Ribut Suprianto dan menanyakan dengan nada menantang dan suara kencang, "kenapa-kenapa kamu memanggil saya?". Dan dijawab oleh anggota, "kenapa kamu menabrak anggota", selanjutnya anggota tersebut membawa kedua pemuda menghadap Dandim 1609/Buleleng untuk dilaksanakan Swab Test Rapid Antigen.

Baca Juga: TNI AD Kirim 'Pasukan Setan' untuk Memburu KKB di Papua

Karena lokasi kejadian dekat dengan rumah kedua pemuda tersebut, kemudian secara tiba-tiba keluarga dari pemuda tersebut sekitar 5 orang mendatangi lokasi untuk mengambil pemuda tersebut dengan cara menarik agar tidak dilaksanakan Swab Test Rapid Antigen.

Dandim 1609/Buleleng yang ada di lokasi memerintahkan kepada anggota untuk menahan kedua pelaku agar dilaksanakan Swab Test Rapid Antigen. Namun secara tiba-tiba Dandim 1609/Buleleng dipukul kepala bagian belakangnya oleh oknum warga bernama Kadek D yang masih berstatus sebagai mahasiswa dengan menggunakan tangannya.

Melihat kondisi demikian  Pratu Gagas Ribut Suprianto  berusaha mengamankan pelaku namun karena adanya perlawanan dari pelaku maka secara spontan terjadi saling pukul antara anggota dengan oknum masyarakat.

Setelah adanya kejadian tersebut, pihak keluarga pelaku membawa pelaku pulang ke rumah didampingi langsung oleh Dandim 1609/Buleleng untuk melaksanakan mediasi guna menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pukul 11.00 Wita Dandim 1609/Buleleng kembali ke Wantilan Pura Bale Agung, namun karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, maka untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan maka mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca Juga: Kemenhan Rekrut Komponen Cadangan TNI AD, Terbuka Bagi ASN hingga Mahasiswa dan Masyarakat

Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung namun hasilnya belum ditemukan titik temu dikarenakan dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.

Karena situasi belum memungkinkan kegiatan Swab Test Rapid Antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut.

Kita tentu sangat menyayangkan kejadian ini, petugas hadir di lapangan sebagai bagian Satgas COVID-19 dalam melakukan tugas adalah atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi, terlebih ada permintaan dari pihak aparat desa setempat.

Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas bahkan menantang dan membentak. Kemudian disampaikan baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan dan saat ini sudah divisum.

Respon anggota melakukan pemukulan balik ke warga bersangkutan tidak terlepas dari sikap spontan terhadap apa yang dialami Dandim di saat berusaha mengendalikan dan mengajak masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan.

Sejauh ini kondisi sudah aman dan kondusif. Kita tegaskan juga bahwa apa yang dilakukan aparat tidak terlepas sebagai respon terhadap perilaku warga di lokasi kejadian. Dan secara hukum hal ini bisa juga berproses karena di saat penegakan aturan PPKM Level 4 seperti saat ini, ada warga yang melawan aparat yang sejauh ini sebelum kejadian ini sudah sangat menunjukan sikap-sikap persuasif dan humanis di lapangan.

Kemudian menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya. (Penrem 163/WSA). ***

 

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: infokomando


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x