Sempat diragukan ikut serta karena Hendra mengalami cidera di pergelangan kaki kiri, namun pebulutangkis kelahiran Pemalang yang disarankan menjalani perawatan memilih tetap bertanding dan menjalani latihan khusus untuk kebugarannya.
Di babak final, mereka berhasil mengalahkan lawan terberat wakil tuan rumah Cai Yun/Fu Haifeng dengan rubber game 12-21, 21-11 dan 21-16.
- Liliana Natsir/Tantowi Ahmad
Setelah 16 tahun berlalu, ini adalah kali pertama ganda campuran menyumbangkan medali emasnya.
Pasangan yang kerap, disapa Owi dan Butet ini menunjukkan puncak prestasinya dalam karir bulutangkis.
Owi/Butet kembali melanjutkan tradisi emas di bulutangkis yang sempat terhenti di Olimpiade London 2021.
Kalau itu, mereka diragukan karena dalam tiga turnamen BWF series selalu gagal. Namun, setelah dihadang lawan terberatnya dari China Zang Nan/Zhao Yunlei di semifinal, mereka bisa melaju ke final.
Di babak final, Owi/Butet berhadapan dengan wakil Chang Peng Soon/Liu Ying, 21-14, 21-12 dalam waktu 45 menit untuk menjadi juara Rio De Jenario 2016.
Tradisi emas Indonesia pun dilanjutkan oleh ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka juga mencatatkan sejarah baru bagi ganda putri untuk kali pertamanya mendapatkan emas di Olimpiade.***