SERANG NEWS - Kejuaraan bulutangkis beregu campuran Piala Sudirman atau Sudirman Cup diambil dari nama legenda bulutangkis Indonesia Dick Sudirman.
Edisi Piala Sudirman 2021 akan digelar di Vantaa, Finlandia, pada 26 September hingga 3 Oktober 2021.
Siapa Dikc Sudirman dan bagaimana kisahnya hingga mendapat penghormatan sebagai nama kejuaraan bulutangkis bergensi dunia?
Dick Sudirman adalah pemain dan tokoh legendaris bulutangkis Indonesia. Ia lahir di Pematangsiantar, Sumatra Utara, 29 April 1922 dan meninggal pada usia 64 tahun pada 10 Juni 1986.
Selain sebagai pemain bulutangkis, Dick Sudirman dikenal sebagai salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PB PBSI selama 22 tahun (1952-1963 dan 1967-1981).
Dia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) pada 1975.
Namanya diabadikan sebagai kejuaraan Piala Sudirman, sebagai bentuk penghormatan kepada Dick Sudirman karena jasanya yang mampu menyatukan bulutangkis dunia.
Baca Juga: Satu Grup dengan Denmark, Ini Sepakterjang Bulutangkis Indonesia di Piala Sudirman
Kisah ini bermula sekira dekade 1970-an. Kala itu, terjadi perpecahan dunia bulutangkis menjadi menjadi dua wadah. Yakni, International Badminton Federation (IBFF) dan World Badminton Federation (BWF).
Perpecahan dinilai banyak pihak akan membuat visi bulutangkis dunia menjadi terbelah. Kondisi yang bisa membuat perpecahan pada kejuaraan bulutangkis untuk pertandingan di Olimpiade.
“Kontribusinya terhadap bulu tangkis sangat besar, ia (Dick Sudirman-red) paling dikenang karena peran pentingnya dalam membantu penyatuan badan badminton dunia,” tulis keterangan resmi pihak BWF yang dilansir SerangNews.com dari laman resminya, Kamis 26 Agustus 2021.
Dikc Sudirman yang memiliki hubungan baik dengan dua lembaga tersebut, mengisiasi penyatuan. Pertemuan dilangsungkan di Bandung pada 28 Mei 1979 dan mengehasilkan penyatuan organisasi bulutangkis dunia.
Selepas Dick Sudirman meninggal pada 1986, Suharso Suhandinata mengajukan permohon secara resmi kepada Presiden IBH Athur Jones untuk menggelar kejuaraan mengenang jasanya.
“Dalam surat Agustus 1986 itu, Suhandinata menyarankan agar sesuatu yang nyata dimulai dalam ingatan Sudirman, dan bertanya apakah IBF akan mempertimbangkan proposal Indonesia untuk diadakannya kompetisi di rumahnya,” tulis BWF.
Sidang IBF pun menerima usulan Suharso Suhandinata dengan menyematkan nama Sudirman pada kejuaraan beregu bulutangkis dengan ikon piala berciri khas ikon Borobudur di bagian atas tropi.
Piala Sudirman adalah kejuaraan bulutangkis beregu campuran Dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali. Piala Sudirman adalah ujian kekuatan tim secara menyeluruh. Ada lima pertandingan di setiap dasi: tunggal uutra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran.
Edisi perdana Piala Sudirman di gelar di Gelora Soekarno pada 24 hingga 29 Mei 1989 dengan 28 tim peserta.
Tim beregu bulutangkis Indonesia berhasil menjadi juara edisi perdana setelah mengalakan Korea Selatan di babak final. Raihan itu menjadi satu-satunya juara yang berhasil diraih Indonesia.
Edisi Piala Sudirman 2021 akan menjadi kejuaraan ke-17. Secara keseluruhan, China masih memegang rekor sebagai peraih juara terbanyak dengan total 11 kali dan Korea Selatan empat kali.***