Swiss Ancam Bekukan Aset Cypto dan Aset Milik Orang Dekat Putin, Protes Serangan Rusia ke Ukraina

- 5 Maret 2022, 21:07 WIB
Swiss ancam bekukan aset crypto orang Rusia dan kerabat dekat Putin.
Swiss ancam bekukan aset crypto orang Rusia dan kerabat dekat Putin. /Pixabay/RoyBuri/

SERANG NEWS - Swiss ancam bekukan aset crypto dan lainnya milik Rusia sebagai bentuk protes invasi militer Negara yang dipimpin Vladimir Putin ke Ukraina.

Kendati dikenal netral, ancaman pembekuan Swiss sebagai bentuk solidaritas atas invasi militer Rusia ke Ukraina.

Menteri Keuangan Swiss Guy Parmelin mengatakan ada beberapa aset yang akan dibekukan.

Aset tersebut dimiliki oleh 223 orang Rusia. Termasuk rekan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Harga Bitcoin kembali Anjlok di Market Crypto, Begini Penyebabnya

“Selain crypto, aset yang akan dibekukan tersebut meliputi rekening bank dan aset fisik,” tulis Financial Times dikutip SerangNews.com pada Sabtu 5 Februari 2022.

Seorang pejabat senior di kementerian keuangan mengatakan bahwa pembekuan aset crypto diperlukan.

Hal tersebut menyusul adanya keinginan Swiss untuk melindungi integritas industri blockchain-nya.

Baca Juga: Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Dua Kota Ukraina, Beri Waktu Warga Sipil Dievakuasi

Pada hari Rabu, 2 Maret 2022 lalu, Uni Eropa mengumumkan rencana untuk menindak kemampuan Rusia.

Hal demikian dilakukan untuk mengetahui kemampuan Rusia menghindari sanksi ekonomi menggunakan cryptocurrency.

“Kami mengambil langkah-langkah, khususnya pada cryptocurrency atau aset crypto yang tidak boleh digunakan untuk menghindari sanksi keuangan yang diputuskan oleh 27 negara Uni Eropa,” kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dikutip SerangNews.com dari Financial Times, Sabtu 5 Februari 2022.

Baca Juga: Jumlah Senjata Nuklir Rusia Setara Gabungan Milik AS dan Negara NATO, China Duduki Peringkat 3 Dunia

Bruno menyebutkan bahwa crypto yang disimpan dalam cold storage atau dompet penyimpanan sendiri akan lebih sulit untuk disita atau dibatasi.

"Jika seseorang memegang kunci crypto mereka sendiri, di mana pun mereka berada, hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi mereka," kata Bruno.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: FInancial Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah