Boychenko sebelumnya mengatakan, pasukan Rusia telah memblokade kota pelabuhan yang strategis itu.
Baca Juga: Terbaru Kondisi Mayat Tangmo Nida Hasil Otopsi, Kematian Artis Jatuh dari Spedbot Penuh Kejanggalan
Saat mengepung Mariupol selama berhari-hari, pasukan Rusia juga memutus aliran listrik, makanan, air, pemanas, dan transportasi di tengah musim dingin, yang membuat perbandingan dengan blokade Nazi di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) dalam Perang Dunia II.
"Untuk saat ini, kami sedang mencari solusi untuk masalah kemanusiaan dan semua cara yang mungkin untuk mengeluarkan Mariupol dari blokade," kata Boychenko.
Di Volnovakha, sekitar 90 persen kota telah rusak akibat pengeboman, kata anggota parlemen lokal Dmytro Lubinets.
Baca Juga: Jumlah Senjata Nuklir Rusia Setara Gabungan Milik AS dan Negara NATO, China Duduki Peringkat 3 Dunia
Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan dan orang-orang yang bersembunyi di tempat penampungan kehabisan makanan.
Sejak tentara Presiden Vladimir Putin menyerbu pada 24 Februari, Rusia telah menghantam kota-kota Ukraina, menewaskan ratusan warga sipil dan menyerang pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa.
Invasi tersebut telah menuai kecaman dan sanksi berat dari negara-negara Barat.
Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Semakin Memanas, Zelensky Tegas Minta Putin Lakukan Ini