Rusia Umumkan Gencatan Senjata di Dua Kota Ukraina, Beri Waktu Warga Sipil Dievakuasi

5 Maret 2022, 17:24 WIB
ilustrasi/ Rusia melakukan gencatan senjata. /Reuters/tringers/

SERANG NEWS - Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan gencatan senjata pada Sabtu 5 Maret 2022 mulai pukul 10.00-15.00 waktu setempat.

Gencatan senjata itu diumumkan di dua kota yakni Mariupol dan Volnovakha untuk memberikan waktu penduduk dievakuasi.

Kementerian mengatakan ini akan memungkinkan penduduk kedua kota untuk mengungsi.

Baca Juga: Ngeri, Sebanyak 840 Anak Terluka, Puluhan Tewas Dalam Invasi Rusia ke Ukraina

"Hari ini, 5 Maret, mulai pukul 10 pagi waktu Moskow, pihak Rusia menyatakan rezim diam dan membuka koridor kemanusiaan untuk keluarnya warga sipil dari Mariupol dan Volnovakha,” kata kementerian itu dikutip dari Strait Times pada Sabtu 5 Maret 2022.

Dengan gencatan senjata itu, warga sipil diizinkan meninggalkan Mariupol. Kementerian pertahanan Rusia mengklarifikasi bahwa lokasi koridor kemanusiaan dan titik keluar telah ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pihak berwenang Ukraina.

Walikota Mariupol, Vadim Boychenko mengatakan, pemerintah kota telah diberitahu tentang perjanjian gencatan senjata sekitar setengah jam sebelum dijadwalkan untuk dimulai.

Baca Juga: Bantu Rusia Lawan Ukraina, Korea Utara Mulai Mobilisasi Pasukan

Para pejabat membuat rencana untuk membawa obat-obatan dan persediaan penting lainnya.

Dia mengatakan, gencatan senjata akan memungkinkan untuk memulihkan infrastruktur kritis yang dihancurkan oleh penembakan Rusia.

Boychenko sebelumnya mengatakan, pasukan Rusia telah memblokade kota pelabuhan yang strategis itu.

Baca Juga: Terbaru Kondisi Mayat Tangmo Nida Hasil Otopsi, Kematian Artis Jatuh dari Spedbot Penuh Kejanggalan

Saat mengepung Mariupol selama berhari-hari, pasukan Rusia juga memutus aliran listrik, makanan, air, pemanas, dan transportasi di tengah musim dingin, yang membuat perbandingan dengan blokade Nazi di Leningrad (sekarang Saint Petersburg) dalam Perang Dunia II.

"Untuk saat ini, kami sedang mencari solusi untuk masalah kemanusiaan dan semua cara yang mungkin untuk mengeluarkan Mariupol dari blokade," kata Boychenko.

Di Volnovakha, sekitar 90 persen kota telah rusak akibat pengeboman, kata anggota parlemen lokal Dmytro Lubinets.

Baca Juga: Jumlah Senjata Nuklir Rusia Setara Gabungan Milik AS dan Negara NATO, China Duduki Peringkat 3 Dunia

Mayat-mayat bergelimpangan di jalanan dan orang-orang yang bersembunyi di tempat penampungan kehabisan makanan.

Sejak tentara Presiden Vladimir Putin menyerbu pada 24 Februari, Rusia telah menghantam kota-kota Ukraina, menewaskan ratusan warga sipil dan menyerang pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa.

Invasi tersebut telah menuai kecaman dan sanksi berat dari negara-negara Barat.

Baca Juga: Perang Rusia dan Ukraina Semakin Memanas, Zelensky Tegas Minta Putin Lakukan Ini

Moskow telah merebut dua kota utama dalam invasi selama 10 hari, Berdiansk dan Kherson di pantai Laut Hitam selatan Ukraina.

Jika berhasil merebut Mariupol, yang merupakan kota berpenduduk sekitar 450.000 orang di Laut Azov, akan menjadi hadiah yang lebih besar bagi pasukan Rusia.

Karena akan memberikan pukulan telak bagi akses maritim Ukraina dan menghubungkan pasukan yang datang dari Krimea yang diduduki dan Donbas.

Baca Juga: Geopolitik Dunia Memanas, Berikut Daftar 7 Negara Paling Aman Jika Perang Dunia ke 3 Benar Terjadi, Indonesia?

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow sedang menunggu pembicaraan putaran ketiga dengan Ukraina di Belarus, salah satu perunding Kyiv mengatakan pihaknya berharap untuk menahannya akhir pekan ini.

"Leg ketiga bisa berlangsung besok atau lusa, kami terus berhubungan," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler