Ukraina Desak Barat Berlakukan Zona Larangan Terbang Rusia, AS Ogah Konflik Langsung

1 Maret 2022, 07:55 WIB
Helikopter Ka-52K Rusia /The Eurasian Times

SERANG NEWS - Presiden Volodymyr Zelenskiy mendesak Barat untuk mempertimbangkan zona larangan terbang bagi pesawat Rusia di atas Ukraina.

Hal itu setelah Moskow membombardir kota terbesar kedua Ukraina.

Rusia menghadapi isolasi internasional yang meningkat atas invasinya ke Ukraina, dan negosiasi berjam-jam antara kedua belah pihak pada hari Senin gagal mencapai terobosan untuk menghentikan pertempuran.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Perundingan Rusia dan Ukraina Berlangsung di Belarus, Tanda Kesepakatan Damai?

Para pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia di Kharkiv, yang merupakan kota berpenduduk 1,4 juta orang, telah menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

Dalam pidato video, Zelenskiy mengatakan sudah waktunya untuk memblokir rudal, pesawat, dan helikopter Rusia dari wilayah udara Ukraina.

"Negosiasi yang adil dapat terjadi ketika satu pihak tidak menyerang pihak lain dengan artileri roket pada saat negosiasi," kata Zelenskiy dikutip dari Reuters pada Selasa 1 Maret 2022.

Baca Juga: Ngeri, Putin Bunyikan Tanda Bahaya, Senjata Nuklir Rusia 'Satan 2' Kabarnya Bisa Lenyapkan Satu Negara

Dia tidak merinci bagaimana dan oleh siapa zona larangan terbang akan diberlakukan.

Sementara, Amerika Serikat telah mengesampingkan pengiriman pasukan untuk memerangi Rusia. "Zona larangan terbang akan membutuhkan implementasi," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.

Menurutnya, zona larangan terbang akan membutuhkan pengerahan militer AS yang dapat memicu konflik langsung.

Baca Juga: Perang Dunia Ketiga di Depan Mata, 9 Negara Ini Pemilik Nuklir Terbanyak di Dunia, Rusia Peringkat Berapa?

"Pengerahan militer AS untuk menegakkan, yang akan menjadi berpotensi konflik langsung, dan berpotensi perang dengan Rusia, yang merupakan sesuatu yang tidak kami rencanakan untuk menjadi bagian darinya," tuturnya.

Diketahui, negara-negara Barat, bersatu dalam mengutuk serangan Rusia dan telah memukul Rusia dengan sanksi, dengan target termasuk Presiden Vladimir Putin dan orang kepercayaannya.

Putin merespon dengan menempatkan pasukan nuklir Rusia dalam siaga tinggi pada hari Minggu lalu.

Sementara, Amerika Serikat mengusir 12 diplomat Rusia di PBB, dengan alasan masalah keamanan nasional. Rusia menggambarkan langkah itu sebagai bermusuhan.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler