Pawang Hujan di MotoGP Mandalika Viral, Begini Sejarahnya dalam Tradisi Nyarang Hujan di Indonesia

- 20 Maret 2022, 19:08 WIB
Ilustrasi  sajen pawang hujan yang viral di gelaran MotoGP Mandalika.
Ilustrasi sajen pawang hujan yang viral di gelaran MotoGP Mandalika. /Pixabay/Ann_Milovidova/

Pawang hujan sebenarnya bukan hal baru dalam tradisi masyatakat Indonesia. Bahkan proses dalam tradisi yang dikenal dengan istilah nyarang hujan sudah sejak dulu dilakukan.

“Tradisi nyarang hujan biasanya dilakukan oleh masyarakat ketika mereka akan melaksanakan acara hajatan," tulis Enceng Puwawati dalam jurnali kebudayaan yang dikutip SerangNews.com, Minggu 20 Maret 2022.

Tradisi nyarang hujan bisanya dilakukan saat hajatan perkawinan, khitanan atau pun hajatan-hajatan lainnya.

“Tradisi nyarang hujan ini dilakukan manakalan masyarakat mengharapkan ketika acara berlangsungm hujan tidak turun,” paparnya.

Baca Juga: 5 Budaya dan Tradisi Munggahan Masyarakat Banten Jelang Puasa Ramadhan

Orang yang diberikan tugas untuk melaksanakan prosesi nyarang hujan disebut sebagai pawang hujan.

Pawang hujan adalah orang yang melayani jasa agar suatu wilayah tidak terjadi hujan.

“Yang perlu digarisbawahi, bawah pawang hujan tidaklah menolak datangnya hujan melainkan hanya memindahkan hujan dari satu tempat ke tempat lain,” katanya.

Dalam buku Drawings of Balinese Sorcery, Hooykaas mengklasifikasikan panerangan tolak hujan dan pangujanan panggil hujan dalam kategori keeping watch, change and defence penjaga, pengubah, dan bela diri.

Baca Juga: Ini Beragam Tradisi Unik Perayaan Malam Tahun Baru di Seluruh Dunia, dari Jepang hingga Denmark

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Jurnal Penelitian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah