Nasihat Buya Yahya di Hari Raya Idul Fitri, Selain Saling Memaafkan, Ini yang Mesti Dilakukan

- 2 Mei 2022, 12:00 WIB
Nasihat Buya Yahya di Hari Raya Idul Fitri.
Nasihat Buya Yahya di Hari Raya Idul Fitri. /Tangkap layar Al-Bajah TV/


SERANG NEWS -  Hari Raya Idul Fitri adalah hari kebahagiaan dan hendaknya pada hari raya ini disambut dengan bahagia.
 
Akan tetapi jangan sampai kebahagiaan yang berlebihan sehingga menodai hari raya itu sendiri karena melanggar syariat.
 
Buya Yahya, pimpinan Pesantren Al-Bahjah Cirebon memberikan nasihat bagaimana menghidupkan hari raya dengan kebahagiaan yang sesuai dengan syariat.
 
Buya Yahya mengatakan bahwa hari raya adalah hari kegembiraan, hari beresang-senang.

Baca Juga: Bolehkah Demo dalam Hukum Islam? Buya Yahya Jelaskan Begini, Asal Tidak Dengki

"Akan tetapi harus bergembira dengan tidak melanggar aturan Allah SWT," ujar Buya Yahya dikutip SerangNews.com dari Al-Bahjah TV, Senin 2 Mei 2022.
 
Pada hari raya hendaklah dihidupkan dengan amalan-amalan baik, dengan diselingi canda gurau dengan sahabat, handa taulan.
 
"Namun terkadang karena hari kebahagiaan biasanya orang kebablasan dalam merayakannya sehingga banyak orang membuat program-program yang bertentangan dengan syariat atas dasar ingin bergembira dihari ini," ucapnya.

Baca Juga: Penjelasan Buya Yahya Soal Istilah Imsak dalam Ilmu Fiqih
 
Oleh karenanya para ulama mengajarkan pada malam hari raya hendaknya dengan ibadah sunah yang dianjurkan. Di antara menghidupkan malam hari raya dengan sholat Isya dan subuh berjamaah.
 
"Kemudian diisi dengan takbir mursal (takbiran) baik di rumah, di pasar, di jalan-jalan," ujarnya.

Menurut Buya Yahya, Imam Syafii mengatakan disunahkan mulai dari maghrib sampai imam naik ke Mimbar, dan diantara Takbir itu ada Tahmid dan Tahlilnya.

"Takbir mursal ini telah disepakati oleh ulama, hanya saja berbeda masalah waktunya, pendapat Imam Syafii mengatakan mulai dari maghrib sampai imam naik mimbar, sedangkan menurut imam Hanafi takbir dikumandangkan ketika hendak ke masjid," katanya.

Baca Juga: Tanggapi Fenomena Crazy Rich, Buya Yahya: Orang Gila Itu macem-macem dan Menjerumuskan
 
Karena itu, jadikan hari raya ini untuk saling maaf-maafan.

"Dan apalah arti maaf jika tidak memaafkan, jika orang hatinya lapang maka dialah orang yang berbahagia, bahkan harus lebih perhatian dengan orang yang bermasalah dengan kita," ucapnya.
 
"Jangan sampai ada kesombongan dalam hati, sehingga tidak mau meminta maaf kepada orang karena merasa dia yang harus lebih dulu meminta maaf sama kita, pastikan tidak ada orang berbuat dzalim kecuali sudah kita maafkan," sambung Buya Yahya.
 
Tidak hanya maaf, lanjutnya, baiknya siapkan doa-doa kepada sesama.

"Dulu komunikasi hanya lewat obrolan saja, sedangkan sekarang banyak media untuk berkomunikasi, lewat telfon, Whatsap telegram dan lain-lain," ujarnya.
 
"Sekarang koreksi dirimu sendiri cara komunikasinya, jangan ngaku baik kalo masih pilah-pilih dalam komunikasi, yang enak diladeni yang ngga pegel deh (cape). Hakekat silaturahmi adalah mengharap ridho Allah bukan manusia," imbuhnya.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x