Ini Empat Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Indonesia Salah Satunya di Banten, Penuh Nilai dan Filosofi

- 8 Oktober 2021, 18:17 WIB
Ini Empat Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Indonesia Salah Satunya di Banten, Penuh Nilai dan Filosofi.
Ini Empat Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Indonesia Salah Satunya di Banten, Penuh Nilai dan Filosofi. /Pixabay / ELG21

SERANG NEWS - Simak ini empat tradisi maulid nabi masyarakat Indonesia salah satunya di Banten, penuh nilai dan filosofi.

Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan memasuki bulan Rabiul Awal atau biasa disebut bulan Maulid Nabi.

Bulan ini merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal, biasa juga disebut Maulid Nabi.

Pada bulan Rabiul Awal atau Maulid Nabi ini ada satu perayaan sakral yang sering dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia. 

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Kartu Ucapan Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap dengan Cara Membuatnya

Masyarakat Indonesia juga selalu merayakan tradisi ini sesuai dengan adat dan kebudayaan sekitar.

Hampir setiap memasuki bulan Maulid Nabi, berbagai daerah di Indonesia selalu meriah dengan tradisi penuh nilai dan filosofi.

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini empat tradisi Maulid Nabi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia. 

Baca Juga: Update! Pemerintah Geser Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW 2021, Cek Tanggal Terbarunya

1. Ngalunsur Pusaka, Garut

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat mengenal tradisi Ngalunsur Pusaka yang dilakukan setiap bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Ngalunsur Pusaka merupakan tradisi membersihkan benda pusaka peninggalan Prabu Kiansantang atau Syech Sunan Rochmat Suci.

Tradisi ini biasanya dilakukan di makam keramat Godog, Kampung Godog Makam, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, Jabar.

Ngalungsur pusaka merupakan bahasa sunda yang memiliki arti “menurunkan pusaka”.

Tradisi ini biasanya dilaksanakan oleh para sesepuh atau kuncen setiap tanggal 13 hingga 14 Rabiul Awal. 

Baca Juga: Kapan Maulid Nabi 2021, Pemerintah Geser Hari Libur Maulid Nabi 1433 Hijriah

2. Grebeg Maulid, Yogyakarta

Grebeg Maulid adalah tradisi yang biasa dilakukan masyarakat muslim di Yogyakarta.

Acara Grebeg Maulid digelar untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Biasanya tradisi ini dilaksanakan di halaman besar masjid Yogyakarta.

Tradisi Grebeg Maulud diadakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal atau Bulan Maulid yang merupakan upacara untuk memeperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Pada tradisi ini, biasanya para pembesar keraton akan membawa gunungan berupa makanan dan hasil bumi ke beberapa masjid.

Nantinya, masyarakat bisa mengrebeg atau mengambil makanan tersebut dalam keramaian. 

Baca Juga: Kalender Jawa Bulan Oktober 2021, Bulan Maulid Jatuh Tanggal Berapa dan Hari Apa

3. Baayun Maulid, Banjarmasin

Tradisi berikutnya yang biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia untuk memeriahkan hati kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah Baayun Maulid.

Baayun Maulid adalah tradisi yang bagus yang harus dilestarikan karena dalam tradisi ini ada acara mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid.

Baayun Maulid dirayakan dengan cara membuat ayunan khusus yang dihias oleh janur dengan harapan dan makna tertentu.

Masyarakat Banjarmasin berharap dengan adanya tradisi ini, bisa mengenalkan akhlak Baginda Rasulullah SAW sejak kecil.

Sehingga kelak jika sudah besar, sang anak bisa meneladani keteladanan dari Nabi Muhammad SAW. 

Baca Juga: Kalender Jawa Bulan Oktober 2021, Bulan Maulid Jatuh Tanggal Berapa dan Hari Apa

4. Ngarak Panjang Mulud, Serang, Banten

Ngarak Panjang Mulud merupakan acara tradisi keagamaan khas masyarakat Banten.

Dikutip dari website kebudayaan.kemdikbud.go.id, Panjang Mulud adalah benda yang dihias dan diberi isi lalu dipertontonkan melalui berbagai tindakan.

Ngarak panjang biasanya dilakukan masyarakat Serang, Banten pada saat memperingati kelahiran kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Dulu, panjang yang dihias adalah kapal milik Kesultanan Banten. Saat ini, benda yang dihias berupa miniatur kapal, masjid, ka'bah, unta, dan menara.

Selain itu juga ada panjang dalam bentuk lainnya yang dihias dengan kertas warna warni ataupun hiasan lainnya.

Semua tradisi tersebut merupakan ungkapan rasa cinta kepada nabi Muhammad SAW.

Meskipun setiap acara di daerah yang berbeda, tujuan dari acara itu sama seperti memperoleh syafa'at dari Rasulullah SAW.***

Editor: Kiki

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x