7 Keutamaan Puasa Sunnah Arafah, Lengkap dengan Dalil, Tata Cara dan Niat Bahasa Arab dan Latin Indonesia

19 Juli 2021, 00:56 WIB
7 keutamaan Puasa Sunnah Arafah, lengkap dengan dalil, tata cara dan niat Bahasa Arab dan latin Indonesia. /PIXABAY/chiplanay

SERANG NEWS – Puasa Arafa atau Puasa sunnah pada 9 Dzulhijjah atau H-1 Hari Raya Idul Adha sangat dianjurkan karena memiliki keutamaan.

Puasa Arafah adalah puasa yang dikerjakan pada hari Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Hari Arafah merupakan hari yang mulia.

Sebab hari Arafah datang pengampunan dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka. Puasa ini disunnahkan bagi mereka yang tidak berhaji.

Baca Juga: Tuntunan Tata Cara dan Niat Sholat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1442 H atau Selasa 20 Juli 2021, Lengkap Gerakannya

Keutamaan Hari dan Puasa Arafah

1. Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat.

Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al Khottob RA berkata, bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,

“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).”

“Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Baca Juga: Link Twibbon Idul Adha 2021 Paling Keren, Cocok sebagai Status WhatsApp dan Instagram

‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arofah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017).

2. Puasa pada hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun.

Dari Abu Qotadah, Nabi Muhammad bersabda, “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

3. Hari Arafah adalah hari ‘ied (perayaan) kaum muslimin.

Sebagaimana kata ‘Umar bin Al Khottob dan Ibnu ‘Abbas. Karena Ibnu ‘Abbas berkata, “Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada dua hari ‘ied: hari Jum’at dan hari Arafah.”

‘Umar juga berkata, “Keduanya (hari Jum’at dan hari Arafah) -alhamdulillah- hari raya bagi kami.” Akan tetapi hari Arafah adalah hari ‘ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja. Sedangkan bagi yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama.

Baca Juga: H-1 Idul Adha 2021, Ini Doa Niat Puasa Sunnah Arafah dan Keutamannya, Dilengkapi Huruf Latin Indonesia

4. Hari Arafah adalah asy syaf’u (penggenap) yang Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut al watr (ganjil).

Inilah yang disebutkan dalam ayat, “dan (demi) yang genap dan yang ganjil” (QS. Al Fajr: 3). Demikian kata Ibnu Rajab Al Hambali. Namun Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat sebaliknya. Yang dimaksud al watr adalah hari Arafah, sedangkan asy syaf’u adalah hari Nahr (Idul Adha).

5. Hari Arafah adalah hari yang paling utama.

Demikian pendapat sebagian ulama. Ada pula yang berpendapat bahwa hari yang paling utama adalah hari Nahr (Idul Adha).

6. Puasa hari Arafah seperti berpuasa 2000 hari

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Hari ‘Arafah lebih utama dari 10.000 hari.”’Atho’ berkata, “Barangsiapa berpuasa pada hari ‘Arafah, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa 2000 hari.”

Baca Juga: Bacaan Doa dan Dzikir Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu Lengkap dengan Artinya

7. Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka

Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).

Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa).

Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah  Niat

Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijjah waktu daerah masing-masing. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika kalian melihat hilal, maka berpuasalah. Jika kalian melihatnya lagi, maka berhari rayalah. Jika hilal tertutup, maka genapkanlah (bulan Sya’ban menjadi 30 hari).” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1906 dan Muslim no. 1080).

Niat puasa Arafah

Mengenai niat puasa Arafah bisa dengan diniatkan dalam hati atau bisa juga dengan membaca lafadz berikut ini

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma Arafata lillahi ta'ala,"

Artinya :"Aku berniat puasa sunah Asrafah sunnah karena Allah Ta'ala.”***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler