Hikmah Ramadhan 13: Membaca Al Quran sebagai Psikoterapi Jiwa dalam Psikologi Nabi Muhammad

25 April 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi membaca Alquran. /Unsplash/Masjid Pogung Dalangan/

SERANG NEWS – Membaca al-Quran tidak hanya menjadi ibadah. Akan tetapi, dapat menjadi metode psikoterapi jiwa seseorang yang membacanya.

Simak edisi hikmah Ramadhan 13, SerangNews.com yang menurunkan artikel berjudul membaca al-Quran sebagai psikoterapi jiwa ala psikologi Nabi Muhammad SAW.

Di antara jenis dzikir yang paling utama adalah bacaan ayat-ayat suci al-Quran. Ayat-ayat al-Quran memiliki keutamaan yang sangat besar besar untuk menjernihkan hati dan membersihkan jiwa.

Baca Juga: Hikmah Ramadhan 12: Puasa sebagai Psikoterapi Jiwa ala Psikologi Nabi Muhammad SAW

Allah SWT berfirman; “Dan Kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang dzalim selain kerugian.” (QS 17: 82).

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan pentunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS 10: 57).

Katakanlah, al-Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS 41:44).

Rasa tenang akan diturunkan kepada seseorang ketika ia melantunkan ayat-ayat suci al-Quran dengan rasa tulus, ikhlas dan menghadap secara total kepada Allah. Dalam keadaan seperti itu, ia akan diliputi oleh para malaikat dan rahmat Allah.

Baca Juga: Sosok Kiai Sahal dari Lopang Serang, Guru Pertama Syekh Nawawi Al Bantani

Bacaan ayat suci al-Quran bisa mengampuni dosa, melipatkangandakan kebaikan, dan menguatkan harapan seseorang untuk masuk ke dalam surga. Bacaan al-Quran juga bisa menghilangkan rasa gundah yang muncul karena perasaan berdosa.

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan. Dari kebaikan itu akan digandakan menjadi sepuluh kali lipat, aku tidak mengatakan kalau alif lam mim itu hanya terdiri dari satu huruf. Tetapi alif satu huruf dan mim satu huruf.”

Abu Umamah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah al-Quran! Karena dia sungguh-sungguh akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang yang membacanya dan mengamalkannya.”

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Satu surat al-Quran memiliki tiga puluh ayat akan memberi syafaat orang yang membacanya, sehingga orang itu akan diampuni. Yakni surat Tabaraka al-adzi biyadzihi al-mulkku.”

Baca Juga: Ada Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan, Ini Murid Syekh Nawawi Al Bantani dan Spirit Perjuangan dari Mekkah

Anas meriwayatkan Rasulullah bersabda,”Barang siapa membaca qul huwaallahu ahad sebanyak dua ratus kali setiap hari, maka dosa-dosanya selama lima puluh tahun akan diampuni, kecuali ia memiliki tanggungan hutang.”

Barangsiapa beranjak tidur, ia tidur di atas tubuh bagian kanan, lalu membaca ‘qul huwaallahu ahad’ sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat nanti Rabb Ta’ala akan berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, masuklah kamu ke surga dengan kaki kananmu’.”

Membaca al-Quran juga bisa mendatangkan ampunan, menyelamatkan dari neraka, dan memasukkan ke surga—mengisyaratkan bahwa bacaan al-Quran merupakan obat yang cukup mujarat untuk menghilangkan gundah yang timbul karena perasaan berdosa.

Bacaan al-Quran tidak hanya menjadi obat mujarab untuk menghilangkan perasaan gundah yang muncul karena perasaan dosa, namun bacaan al-Quran juga mampu mengobati ketidakstabilan jiwa dan kegoncangan akal.

Baca Juga: 7 Macam Bacaan Istighfar sesuai Anjuran Nabi, Lengkap dengan Bahasa Arab dan Artinya

Rasulullah telah mengobati penyakit gila melalui al-Quran:

Ubay bin Ka’ban berkata; “Aku berada di tempat Nabi saw. Ada seorang badui datang seraya berkata, ‘Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku memiliki seorang saudara yang sedang sakit’.

Rasulullah bersabda, “Apa sakit yang dideritanya?’ Orang badui itu menjawab, ‘Dia gila.’

Rasulullah bersabda, ‘Bawalah dia ke pedaku!’ Maka orang badui itu membawa saudaranya ke hadapan Rasulullah.

Kemudian, Nabi SAW, membacakan perlindungan untuknya dengan surat Al-Fatihah; empat ayat awal al-Baqarah; ayat kursi; tiga terakhir dari surat al-Baqarah; satu surat Ali Imran; satu ayat Al-Ara’f; akhir surat Al-Mukmin; satu ayat Al-Jinn; sepuluh dari surat Ash-Shaffat; tiga ayat akhir Al-Hasr; Al-Ikhlas. ‘Serta merta lelaki (gila) itu berdiri seperti tidak pernah mengalami sakit apa pun sebelumnya.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Dzikir Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu Lengkap dengan Artinya

Sementara itu, Ibnu Taimiyah berkata, ‘Al-Quran adalah obat untuk penyakit yang ada di dalam dada dan berbagai penyakit yang bisa merusak hati serta dorongan syawat’.

Al-Quran bisa mendatangkan kejelasan, sehingga mampu menyingkirkan kebatilann dari yang haqq. Al-Quran bisa menghilangkan penyakit hati yang bisa mengacaukan kemurnian ilmu persepsi seseorang yang membuat ia tidak bisa melihat sesuatu sesuai dengan hakikatnya.

Al-Quran mengandung hikmah dan muu’izhah hazanah untuk upaya at-tarhih wa at-targhib.

Al-Quran mengandung berbagai kisah yang memiliki banyak pelajaran bermanfaat untuk kejernihan hati. Oleh karena itu, hati orang yang membacanya akan gemar pada hal-hal yang bermanfaat dan mencintai pada hal-hal yang membawa madharat.

Hatinya akan senantiasa mencintai petunjuk dan tidak menyukai kedzaliman setelah sebelumnya mencintai kedzaliman dan tidak menyukai petunjuk.

Al-Quran mampu menghilangkan niat seseorang yang menyimpang. Al-Quran akan mengembalikan seseorang kepada fitrah aslinya sebagaimana fisik manusia akan menjadi pada naturalnya. Konsumsi untuk hati tiada lain adalah keimanan.

Al-Quran yang membuatnya bersih dan kokoh seperti fisik manusia menjadi tumbuh dengan terus mengonsumsi makanan yang sehat. Sungguh kejernihan hati ibarat fisik yang tumbuh dengan baik.

Al-Quran tidak hanya menjadi obat bagi penyakit jiwa dan penyakit akal, namun juga bisa menjadi obat untuk penyakit fisik.***

*Catatan; artikel Hikmah Ramahan ‘Membaca Al-Quran sebagai Psikoterapi Jiwa’ ini, diambil dari The Ultimate Psychology ‘Psikologi Sempurna ala Nabi SAW’ karya Muhammad Utsman Najati.

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler