Hujan meteor muncul ketika Bumi melewati aliran puing-puing yang tertinggal di belakang komet dan asteroid.
Seiring waktu, potongan-potongan puing seperti pasir di aliran ini menyebar sendiri di sepanjang orbit objek induk di sekitar tata surya.
Baca Juga: Kapan Hujan Meteor 2022 di Indonesia? Ini Kalender Fenomena Astronomi Sepangjang Juni-September
Bintang jatuh terlihat setiap kali salah satu dari puing-puing ini bertabrakan dengan atmosfer bumi, biasanya terbakar pada ketinggian sekitar 70 hingga 100 km.
Pada hari-hari tertentu dalam setahun, orbit Bumi melewati aliran yang sangat padat, terkait dengan komet atau asteroid yang telah melepaskan sejumlah besar material padat ke luar angkasa, dan hal ini menimbulkan hujan meteor tahunan.
Hujan seperti itu berulang setiap tahun, setiap kali Bumi melewati titik tertentu dalam orbitnya di mana ia melintasi aliran material tertentu.
Baca Juga: Hujan Meteor June Bootids 27 Juni 2022, Ini Lokasi dan Waktu Terbaik untuk Melihatnya
Meteor yang terkait dengan hujan meteor tertentu dapat dibedakan dari yang lain karena jalurnya tampak memancar keluar dari titik yang sama di langit, yang menunjuk kembali ke arah dari mana gerakan orbitnya membawanya.
Ini karena partikel pasir dalam aliran tertentu bergerak dalam arah yang hampir sama persis ketika mereka melintasi orbit Bumi, karena memiliki orbit yang sangat mirip dengan objek induk asalnya.
Mereka menyerang Bumi dari arah yang hampir sama, dan dengan kecepatan yang sama.