Dampak Rusia Serang Ukraina, Misi 'ESA' Badan Antariksa Eropa ke Mars Dibatalkan

21 Maret 2022, 17:34 WIB
NASA mulai rakit pesawat ruang angkasa Europa Clipper. /Pixabay/8385/

SERANG NEWS - Misi penjelajahan Badan Antariksa Eropa (ESA) ke Mars yang seharusnya diluncurkan sebelum 2026 dibatalkan.

Pembatalan penjelajahan ESA ke Mars imbas adanya serangan militer Rusia ke Ukraina yang sudah terjadi sejak 24 Februari 2022 hingga sekarang.

Pihak ESA telah mengumumkan rencana pembatalan kerjasama penjelajahan ke Mars dengan Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) dibatalkan pada Kamis 17 Maret 2022.

Misi yang dikenal dengan istilah penjelajah ExoMars ini dibuat pada 2005. Sebelumnya, misi dijadwalkan akan diluncurkan ke Mars dengan roket Proton buatan Rusia pada bulan September tahun ini dari Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan.

Baca Juga: Tak Kalah Seru dari Kuis Hari Bumi, NASA Luncurkan Indahnya Poster Wallpaper Bumi, Link Download di Sini

"Kami harus melakukan studi rinci tentang apa artinya ini dan bagaimana rover bisa tiba di permukaan Mars," kata Direktur Jenderal ESA Josep Aschbacher dikutip SerangNews.com dalam Space, Sabtu 19 Maret 2022.

Pihaknya masih harus melihat opsi lainnya setelah pihaknya bersama dengan NASA melakukan pembahasan lebih lanjut.

ESA masih memberi kemungkinan dimulainya kembali kerja sama dengan Rusia jika serangan ke Ukraina berakhir.

Baca Juga: Jumlah Senjata Nuklir Rusia Setara Gabungan Milik AS dan Negara NATO, China Duduki Peringkat 3 Dunia

Aschbacher mengatakan, ESA akan mengevaluasi keterlibatannya yang lain dengan Rusia yang sudah dimulai pada 1990-an. 

"Kerja sama yang kami miliki dengan Rusia adalah hasil dari keputusan politik pada 1990-an setelah Tirai Besi jatuh untuk menghubungkan Rusia dengan dunia barat," kata Aschbacher.

"Kami memiliki situasi yang sangat berbeda dan kami harus mengungkap apa yang diputuskan saat itu," tambahnya.

Baca Juga: Amerika Serikat Ngotot Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Iran Bersiap Bantu Putin Siapkan Nuklir

Selain ExoMars dan Stasiun Luar Angkasa Internasional, ESA memiliki kontrak dengan Rusia untuk memasok berbagai komponen, yang juga akan ditinjau dalam beberapa bulan mendatang. 

"Dalam beberapa bulan atau pasti sebelum liburan musim panas, kami akan memiliki pandangan yang sangat terkonsolidasi tentang pilihan Anda dan kemudian berdasarkan keputusan yang akan diambil ini," kata Aschbacher.

Akibat pembatalan misi itu telah merugikan negara-negara anggota ESA lebih dari USD 1,1 miliar.

Baca Juga: Ini Kendaraan Unik Terbaru yang Bisa Bawa Manusia Bumi Jalan-jalan di Mars dan Bulan

"Kemungkinan untuk memulai kembali kerja sama itu di masa mendatang tersedia dan akan kompatibel dengan peluncuran pada 2024," kata Direktur eksplorasi manusia dan robot ESA David Parker.

"Konfigurasi ulang misi yang lebih radikal akan mengarah pada peluncuran pada 2026 atau 2028," sambungnya.

Program ExoMars terdiri dari Trace Gas Orbiter (TGO), yang telah mengitari Mars sejak 2016 oleh penjelajah Rosalind Franklin.

Misi ini awalnya disusun bekerja sama dengan NASA, tetapi badan antariksa Amerika menarik diri dari misi pada 2012 menyusul pemotongan anggaran oleh pemerintahan Presiden Barack Obama.

Baca Juga: NASA Mulai Rakit Pesawat Ruang Angkasa Europa Clipper, Misi Pemantauan Bulan Jupiter

Misi itu hanya diselamatkan dari pembatalan ketika Rusia masuk untuk memberikan modal pendanaan. 

Roscosmos tidak hanya diharapkan untuk meluncurkan rover pada roket Protonnya, tetapi juga mengawasi konstruksi platform pendaratan rover.

Parker mengatakan dalam konferensi pers ada tambahan teknologi buatan Rusia pada rover. 

"Ada instrumen ilmiah dan ada juga unit pemanas radioisotop yang digunakan untuk menjaga rover tetap hangat di malam hari setelah berada di permukaan Mars," katanya.

“Jadi kita perlu menyelidiki alternatif untuk teknologi itu jika kita mengkonfigurasi ulang misi. Sejauh teknologi sistem pendaratan berjalan, beberapa di antaranya sudah tersedia di Eropa, dan banyak di antaranya benar-benar didemonstrasikan pada 2016 dengan pendarat Schiaparelli," sambungnya.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Space

Tags

Terkini

Terpopuler