Daftar Pebulutangkis Indonesia Peraih Emas Olimpiade, Terbaru Greysia-Apriyani Juara Olimpiade Tokyo 2020

2 Agustus 2021, 21:13 WIB
Pebulutangkis ganda Putri Indonesia peraih medali emas Greysia Pollii/Apriyani Rahayu hormat saat pengibaran bendera Merah-Putih usai menjuarai final Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin 2 Juli 2021. Greysia Pollii/Apriyani Rahayu meraih medali emas setelah mengalahkan ganda putri China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan 21-19 dan 21-15. /SIGID KURNIAWAN/ANTARA FOTO

SERANG  NEWS – Pasangan bulutangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020.

Gelar juara Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo 2020 menjaga tradisi perolehan medali emas Indonesia dari cabang bulutangkis atau badminton.

Bahkan, Greysia/Apriyani mencatatkan sejarah baru bagi ganda putri Indonesia, yang baru kali pertamanya mendapatkan medali emas dalam sejarah keikutsertaan dalam ajang Olimpiade.

Sebelumnya, raihan medali emas Olimpiade Indonesia dalam bulutangkis masih didominasi dari sektor ganda dan tunggal putra.

Baca Juga: Selamat Greysia-Apriyani Juara Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Berikut daftar pebulutangkis Indonesia peraih medali emas dalam ajang Olimpiade dari masa ke masa:

  1. Susi Susanti

Nama Susi Susanti menjadi pahlawan mengawali perolehan emas di Olimpiade Barcelona 1992.

Atlet yang kala itu berusia 22 tahun memang dikenal dengan neting silangnya yang tipis dan akurat.

Kelincahan kakinya dan pukulannya yang tajam, membawanya lolos ke babak final untuk berhadapan dengan wakil Korea Selatan  Bang Soo Yun.

Setelah kalah di final Piala Sudirman 1991, Susi Susanti bisa membalasanya dalam permainan rubber game 11-2, 3-11 dan 9-11 untuk menjadj juara tunggal putri Olimpiade Barcelona 1992.

Baca Juga: Update Profil, Karier, IG Greysia Polii, Pebulutangkis Ganda Putri Indonesia Raih Emas di Olimpiade Tokyo 2020

  1. Alan Budikusuma

Satu jam setelah kemenangan Susi Susanti, Alan Bidikusuma menyusul mendapatkan emas di sektor tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992.

Dalam permainan All Indonesian Final, Alan Budikusma mengalahkan rekan setanah air, Ardi Wiranata dua set sekaligus 15-12 dan 18-13.

  1. Ricky Subadja/Rexy Mainaki

Pasangan ganda putra andalan Indonesia pada masanya menjadi juara pada Olimpiade Atlanta 1996.

Tercatat sering memenangkan kejuaraan, pasangan ini dijuluki sebagai pasangan Lin dan Yang. Sebab meski sama-sama mengandalkan jumping smush, cara main keduanya bertolak belakang.

Rexy yang kini aktif menjadi pelatih, dikenal sebagai sosok yang emosional saat bermain di lapangan. Ia akan terus menyerang lawan dengan pukulan tajamnya.

Sementara, Ricky yang lebih tenang menjadi penyeimbang pasangannya dengan penempatan bola yang sangat baik dan menyulitkan lawan.

Pasangan Ricky/Rexy di babak final berhadapan dengan unggulan pasangan Malaysia Ceah Soon Kit/Yap Kim Hock dalam permainan tiga set 5-15, 15-13, dan 15-12.

Baca Juga: Perjalanan Karir Greysia Polii, Peraih Medali Emas Bersama Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020

  1. Tony Gunawan/Candra Wijaya

Pasangan ganda putra berjuluk mental baja ini menjadi juara Olimpiade Sydney 2000.

Tony/Candra di babak final melawan pasangan kuat Korea Selatan Lee Dong-Soo/Yoo Yung-Sun.

Meski sempat diragukan, pasangan yang dilatih Herry IP ini mampu menyabet juara dan menjadi satu-satunya kontingen Indonesia yang mendapatkan medali

Dengan skor akhir 15-10, 9-15 dan 15-7 mengahantarkan keduanya menjaga tradisi medali emas Indonesia dari cabang bulutangkis.

  1. Taufik Hidayat

Nama Taufik Hidayat menjadi pelubulutangkis selanjutnya yang menjadi juara Olimpiade Athena 2004.

Kemenangan pemain tunggal putra ini juga dilengkapi rekan senegaranya yakni Soni Dwi Kuncoro yang mendapatkan medali petunggu di sektor yang sama.

Meski harus bertemu dengan lawan-lawan berat di babak sebelumnya, Taufik Hidayat dapat maju ke babak final dan berhadapan dengan unggulan Korea Selatan Shon Seung-Mo.

Sempat tertinggal 7-1 di game pertama, pemain berjuluk Mr. Bachand itu, berhasil bangkit dengan kemenangan dua game sekaligus 15-8 dan 15-7.

Baca Juga: Greysia-Apriyani Juara Olimpiade Tokyo 2020, Penebusan Panjang dan Kisah Greysia yang Sudah Berfikir Pensiun

  1. Markis Kido/Hendra Setiawan

Kegemilangan ganda putra Indonesia menjadi penyelamat di Olimpiade Beijing 2008.

Sempat diragukan ikut serta karena Hendra mengalami cidera di pergelangan kaki kiri, namun pebulutangkis kelahiran Pemalang  yang disarankan menjalani perawatan memilih tetap bertanding dan menjalani latihan khusus untuk kebugarannya.

Di babak final, mereka berhasil mengalahkan lawan terberat wakil tuan rumah Cai Yun/Fu Haifeng dengan rubber game 12-21, 21-11 dan 21-16.

  1. Liliana Natsir/Tantowi Ahmad

Setelah 16 tahun berlalu, ini adalah kali pertama ganda campuran menyumbangkan medali emasnya.

Pasangan yang kerap, disapa Owi dan Butet ini menunjukkan puncak prestasinya dalam karir bulutangkis.

Owi/Butet kembali melanjutkan tradisi emas di bulutangkis yang sempat terhenti di Olimpiade London 2021.

Kalau itu, mereka diragukan karena dalam tiga turnamen BWF series selalu gagal. Namun, setelah dihadang lawan terberatnya dari China Zang Nan/Zhao Yunlei di semifinal, mereka bisa melaju ke final.

Di babak final, Owi/Butet berhadapan dengan wakil Chang Peng Soon/Liu Ying, 21-14, 21-12 dalam waktu 45 menit untuk menjadi juara Rio De Jenario 2016.

Tradisi emas Indonesia pun dilanjutkan oleh ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020. Mereka juga mencatatkan sejarah baru bagi ganda putri untuk kali pertamanya mendapatkan emas di Olimpiade.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler