Contoh Teks Editorial yang Singkat dan Mudah Dipahami, Bisa Jadi Referensi Belajar

- 4 Oktober 2022, 13:40 WIB
Ilustrasi belajar teks editorial pada pelajaran Bahasa Indonesia
Ilustrasi belajar teks editorial pada pelajaran Bahasa Indonesia /Pexels/Pixabay

(Penyampaian argumen)
Sungguh kenaikan harga itu merupakan kata yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan harga tanpa didahului sosialisasi.

Pertamina memutuskan secara sepihak seraya mengiringinya dengan alasan yang terkesan logis. Merugi Rp22 triliun selama 6 tahun sebagai dampak kenaikan harga di pasar internasional serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Kenaikan harga itu mengharuskan Presiden Republik Indonesia yang sedang melakukan kunjungan di Jawa Timur meminta Wakil Presiden menggelar rapat mendadak dengan para menteri terkait.

Baca Juga: Contoh Pidato Maulid Nabi Muhammad SAW dengan Bahasa Jawa, Teks Sambutan Cocok untuk Referensi

Mendengarkan penjelasan Direksi Pertamina dan pandangan Menko Ekuin, yang kesimpulannya dilaporkan kepada Presiden.
Berdasar kesimpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada Minggu kemarin.

Kita mengapresiasi langkah cekatan pemerintah dalam mengapresiasi kenaikan harga elpiji non-subsidi 12 kg itu seraya mengiringinya dengan pertanyaan.

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberitahu mengenai rencana Pertamina menaikkan secara sewenang-wenang. Pertamina merupakan perusahaan negara yang diamanati undang-undang sebagai pengelola minyak dan gas bumi untuk sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Pendidikan Budi Pekerti Bahasa Jawa untuk Referensi Tugas Sekolah dan Guru

Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekonomi dan Menteri BUMN tidak
tahu, tidak diberitahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

Kalau dugaan kita yang seperti itu benar adanya, bisa saja di antara kita menengarai langkah pemerintah itu sebagai reaksi semu. Reaksi yang muncul sebagai bentuk kekagetan atas reaksi keras yang ditunjukkan pimpinan DPR RI, DPD RI, dan masyarakat luas.

Halaman:

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah