7 Cara Inspiratif Rasulullah SAW Dalam Mengajar, Salah Satunya dengan Analogi

31 Agustus 2021, 08:50 WIB
Ilustrasi mengajar /Pixabay/SyauqiFillah

SERANG NEWS - Artikel ini akan membahas 7 cara inspiratif yang dilakukan Rasulullah SAW dalam mengajar.

Sebagai utusan Allah yang terakhir bagi umat Islam khususnya dan umat manusia seluruhnya, Rasulullah SAW menjadi sebaik-baik suri tauladan dalam berbagai hal.

Salah satunya adaah bagaimana beliau mengajarkan ilmu pada para sahabat saat itu. Baik yang berlangsung pada periode Mekkah maupun periode Madinah.

Baca Juga: Mari Mengenal Apa Itu ANBK, Simak di Sini, Pengertian dan Tujuannya untuk Para Siswa

Tidak hanya menyampaikan wahyu, beiau juga mengajarkan cara-cara menerapkan pesan-pesan Al Qur’an . Baik dalam hubungan dengan Allah dalam aktifitas ibadah maupun hubungan sesama manusia termasuk bermuamalah.

Dalam proses menyampaikan wahyu Alqur'an dan mengajak untuk menyembah Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga menerapkan pendidikan dan pengajaran pada berbagai kalangan dan usia.

Berikut ini adalah ringkasan metode mengajar beliau dari buku 'Rasulullah SAW: Guru paling Kreatif, Inovatif dan Sukses Dalam Mengajar', karya Awy A Qalamun.

Baca Juga: Materi Tentang Gangguan, dan Penyakit Pada Otot dan Kunci Jawaban Tematik SD/MI Kelas V Halaman 171-178

1. Praktik Langsung (Demostrasi/ memperagakan)

Dalam metode ini beliau menerapkan ketikan meberikan tata cara wudhu, shalat, meluruskan shaf shalat, ibadah haji dan lain sebagainya. Dalam lingkup ilmu hadits cara beliau ini di sebut dengan istilah 'Sunnah Fi’liyah'.

Dalam memberikan pembelajaran akhlak beliau juga seringkali menerapkan Bil Haal (teladan).

2. Memberikan Pelajaran dengan Skala Prioritas

Salah satu metode yang diterapkan oleh Rasulullah SAW adalah memperhatikan skala prioritas terhadap sesuatu yang disampaikan.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Buku Tematik 1 Kelas 5 SD dan MI Halaman 157-161

Dalam mengajarkan ilmu beliau tidak langsung menyampaikan sekaligus, namun secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit dan pelan-pelan agar apa yang dikerjakan tertanam dalam ingatan para sahabat.

Dalam sebuah riwayat salah satu sahabat Rasulullah saw, Jundub bin Abdillah RS bercerita, "Ketika masih dalam masa pubertas, kami belajar pada Rasulullah, dan beliau mengajari kami tentang keimanan, sebelum belajar Al-Qur’an.

Setelah itu, barulah kami diajari (isi kandungan dan tata cara membaca) Al-Qur’an sehingga iman kami makin bertambah dan menguat," (HR.Ibnu Majah).

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Buku Tematik 1 Kelas 5 SD dan MI Halaman 150-156

3. Menghindari Kejenuhan Murid

Dalam menyampaikan sebuah ilmu atau mengajar, Rasulullah SAW sangat memperhatikan waktu dan kondisi psikologi para sahabat.

Beliau tidak mengajar di sembarang waktu. Selain itu, beliau juga tidak monoton dengan ilmu yang hanya itu-itu saja yang disampaikan. Hal itu agar tidak terjadi kebosanan. `

Dalam metode tersebut, salah seorang Tabi’in bercerita, "Abdullah bin Mas’ud RA setiap hari kamis selalu memberikan nasihat dan petuah tersebut dan selalu menunggu hari itu.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Buku Tematik Tema 1 Kelas 5 SD dan MI Halaman 149

Suatu hari, kami memintanya untuk menyampaikan setiap hari. Namun, ia tidak mengabulkan permintaan kami seraya berkata: Sebenarnya aku melakukannya seminggu sekali agar kalian tidak bosan, sebagaimana yang telah Rasulullah lakukan. Beliau tidak memberikan pelajaran dan mauidah setiap hari karena khawatir kita bosan,".(HR.Bukhari)

4. Memperhatikan Perbedaan Kemampuan dan Tingkat Kecerdasan Setiap Murid

Rasulullah SAW sangat memperhatikan perbedaan daya pikir dari setiap sahabat. Dalam mengajar, beliau selalu menyesuaikan dengan tingkat kecerdasan yang mereka miliki.

Semua yang beliau ajarkan terhadap mereka yang baru masuk islam, tidak sama dengan yang diajarkan kepada para sahabat yang sudah lama bersama-sama Rasulullah.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Buku Tematik Tema 1 Kelas 5 SD dan MI Halaman 143-146

Dalam menjawabpun beliau tidak asal menjawab. Namun dengan memperhatikan tingkat kemampuan, pemahaman dan tingkat kecerdasan para sahabat yang bertanya.

Dalam hal ini sebuah kaidah dasar telah beliau ajarkan kepada kita yaitu 'Anzilin naasa ‘alaa qadri ‘uquulihim' (bicaralah kepada orang lain sesuai dengan tingkat kemampuan berpikirnya).

5. Dialog dan Tanya Jawab

Pengajaran dengan dialog dan tanya jawab merupakan metode yang sering diterapkan beliau. Dialog merupakan cara yang salah satu cara yang sangat membantu untuk membuka kebuntuan otak dan kebekuan berpikir murid.

Sehubungan dengan metode tersebut, suatu hari Rasulullah SAW pernah bertanya pada para sahabat, “Andaikan di depan rumah kalian ada sungai, lalu kalian mandi lima kali dalam sehari, apakah masih apakah masih ada kotoran yang tertinggal di tubuh kalian?,”.

Baca Juga: Kunci Jawaban dan Pembahasan Buku Tematik Tema 1 Kelas 5 SD dan MI Halaman 134-139

Para sahabatpun menjawab, "Tentu tidak wahai Rasulullah,”. Kemudian Rasulullah menambahkan, “Begitu juga dengan salat lima waktu. Jika kita rajin melaksanakannya, dosa-dosa dan segala kesalahan akan dihapus oleh Allah SWT,”(HR.Nukhari-Muslim).

6. Analogi atau Kias

Dalam mengajar, seringkali Rasulullah menggunakan metode Analogi atau kias (perbandingan dengan bentuk yang sudah ada) terhadap suatu hukum atau ajaran yang kurang dipahami oleh sebagian sahabat.

Dengan metode ini para sahabat bisa memahami dan menerapkannya (Maqasid at- Tasyri’).

Metode Analogi pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Saat itu seorang perempuan dari suku Juhainah bertanya pada Rasulullah SAW ”Sesungguhnya Ibu saya bernah bernadzar untuk melaksanakan ibadah haji. Namun hingga wafat, ibu saya belum bisa untuk melaksanakan nadzarnya itu. Apakah saya berhaji atas nama ibu?”

Baca Juga: Kunci Jawaban Tematik Terpadu untuk Kelas 3 SD dan MI tentang Menyayangi Tumbuhan dan Hewan

“Ya, Bisa. Bukankah jika ibumu masih memiliki utang, engkau akan melunasinya?”jawab beliau. “Ya. Memang begitu”. Wanita itu merasa lega. (HR.Bukhari).

7. Visualisasi dengan Gambar

Ternyata sejak 1400 tahun yang lalu, Rasulullah SAW telah menerapkan visualisasi gambar dalam mengajar, beliau menjelaskan dengan menggunakan gambar di permukaan tanah.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad Ibnu Hambal dari Jabir bin Abdulah, ia berkata, "Ketika kami duduk belajar bersama Rasulullah SAW, beliau lalu membuat garis tegak lurus di atas tanah dengan tangannya, seraya berujar;” Ini adalah jalannya Allah SWT.

Setelah itu beliau membuat masing-masing garis di sisi kanan dan kiri sambil bersabda, ”Yang ini adalah jalan-jalan setan,”.

Baca Juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Materi Tema 1 Untuk SD Kelas V Halaman 127-129 tentang Gerabah

Kemudian beliau menaruh tangan di garis pertama (tengah) sambil membaca doa yang dikutip dari firman Allah pada surat al An’am 153.

Dari beberapa metode Rasulullah SAW yang dipaparkan di atas, masihlah sangat relevan untuk diterapkan sekarang maupun di masa yang akan datang sebagai kekayaan tersendiri bagi pengajar untuk mempermudah proses pembelajaran, apalagi rujukan tersebut bersumber dari Nabi kita. ***

Editor: Masykur Ridlo

Tags

Terkini

Terpopuler