Cerita Rakyat Nusantara: Legenda Gua Batu Hapu Kalimantan Selatan, Kutukan Orang Tua ke Anak Durhaka

15 Februari 2022, 20:16 WIB
Cerita Rakyat Nusantara: Legenda Batu Hapu di Kalimantan Selatan. /Tangkap Layar YouTube Banjar al-Kisah/

SERANG NEWS – Gua Batu Hapu menjadi salah satu destinasi wisata di Kalimantan Selatan yang menyuguhkan panorama indah dan penuh flora dan fauna.

Namun, siapa tahu di balik keindahannya, Gua Batu Hapu menyimpan kisah legenda yang kini menjadi salah satu cerita rakyat Nusantara.

Legenda Gua Batu Hapu menjadi cerita rakyat Nusantara yang syarat dengan pendidikan. Soalnya, ceritanya mengisahkan anak durhaka yang akhirnya mendapat karma atas perbuatannya.

Bagaimana kisah legenda Gua Batu Hapu di Kalimantan Selatan ini? Berikut SerangNews.com sajikan selengkapnya:

Dahulu kala, di perbatasan Desa Tambarangan dan Lawahan, hidup seorang perempuan bernama Nini Kudampai bersama anaknya yang masih kecil yang bernama Angui.

Baca Juga: Cerita Rakyat Nusantara: Legenda Si Pitung, Kisah Keberanian Anak Betawi Melawan Penjajah Belanda

Mereka mempunyai hewan kesayangan mulai babi, ayam dan anjing yang semuanya berwarna putih.

Suatu hari, saat Angui bermain di halaman bersama hewan-hewan kesayangannya, saudagar dari negeri Keling melintas.

Ia memperhatikan wajah Angui yang jernih. Ubun-ubunnya berlembah, dahinya lebar dan lurus. Jari jemarinya panjang dan runcing dengan bentuk kuku yang bagus. Ditambah, ada tahi lalat kumbang bernaung yang menambah daya pikatnya.

Melihat ciri fisiknya, saudagar itu yakin Angui dapat mendatangkan keberuntungan. Saudagar itu lalu membujuk Nini Kudampai agar Angui menjadi anak angkatnya.

Baca Juga: Cerita Rakyat Nusantara: Legenda Asal Mula Gunung Merapi Yogyakarta di Tempat Perapian Mpu Pembuat Keris

“Wahai ibu, bolehkan aku menjadi orang tua angkat dari Angui dan merawatnya bersamaku,” kata si saudagar.

Kendati awalnya ragu, Nini Kudampai yang ingin anaknya tumbuh dengan fasilitas yang cukup dan bisa bahagia akhirnya mengizinkannya.

“Baiklah saya mengizinkan. Tapi suatu hari kembalilah ke sini karena aku tak mempunyai siapapun,” kata Ninik Kudampai.

“Tenang saja ibu, aku pasti kembali. Tolong jaga hewan-hewan kesayanganku,” pesan Angui.

Baca Juga: Cerita Rakyat Nusantara Jawa Timur: Kisah Ande-ande Lumut, Kembalinya Kekasih Pangeran Kertapati

Dengan berat hati Ninik Kudampai melepaskan Angui pergi bersama sang saudagar.

Ia dirawat bagai anak kandung sendiri. Namun karena terlalu disayang, Angui tumbuh menjadi anak yang manja.

Sampai akhirnya ketika dewasa menjadi anak nakal dan pemalas. Saudagar Keling pun jera. Ia kemudian mengusirnya.

Angui yang menyadari kesalahannya segera mengubah sikap. Ia hidup bekerja keras.

Baca Juga: Cerita Rakyat Nusantara di Jawa Barat: Dongeng Asal Usul Telaga Warna

Beberapa tahun kemudian, ia menjadi saudagar paling kaya di negerinya. Bahkan melebihi kekayaan saudagar yang mengasuhnya. Ia juga berhasil mempersunting Putri Raja Keliling.

Gua Batu Hapu Kalimantan Selatan.

Suatu hari, Angui dan istrinya kembali ke kampung halamannya menggunakan kapal besar dan mewah.

Dengan gembira Nini Kudampa bersama hewan-hewan kesayangannya menanti untuk menyambut kedatangan anaknya.

Ketika melihat ibunya yang renta dan buruk rupa, Angui merasa malu. Lalu menyuruh para pengawal mengusirnya. Sakit hatilah Nini Kudampai. Ia pun mengutuk Angui.

Akhirnya, kapal besar beserta isinya itu berubah menjadi gua. Sampai saat ini gua itu disebut dengan Gua Batu Hapu.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler