Bacaan Surat Al Fatihah Tulisan Arab dan Terjemahan Latin Indonesia, Lengkap Penjelasan Maknanya

- 24 Maret 2022, 13:02 WIB
Bacaan surat Al Fatihah dan terjemahannya.
Bacaan surat Al Fatihah dan terjemahannya. /Pixabay/mataqdarululum/

SERANG NEWS - Surat Al Fatihah menjadi salah satu yang sangat penting karena menjadi bacaan wajib dalam setiap sholat.

Surat Al Faatihah (pembukaan) yang diturunkan di Mekah yang terdiri dari 7 ayat. Surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah.

Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran.

Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya setiap sholat.

Baca Juga: Bacaan Surat Al Baqarah 183-185 dan Hadits Penjelasan Perintah Puasa Ramadhan Bagi Muslim

Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.

Berikut bacaan surat Al Fatihah dalam bahasa arab dan latin lengkap dengan terjemahan dan penjelasan maknanya:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (1)

"Bismillah Hirrahman Nirrahim."

Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Maksud dari ayat pertama ini adalah: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Dzikir Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu Lengkap dengan Artinya

Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, mulai dari pekerjaan ringan seperti makan, minum, bepergian, belajar, dan sebagainya.

Allah adalah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya.

Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

(2) ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ

"Alhamdu lillaahi rabbil aalamiina.'

Artinya: Segala puji {2} bagi Allah, Tuhan semesta alam. {3}

Baca Juga: Doa dan Dzikir Malam Lailatul Qadar: 10 Kalimat Tasbih agar Doa Terkabul saat Itikaf

Maksud ayat kedua surat Al Fatihah adalah: {2} Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri.

Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap ni’mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.

{3} Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz “rabb” tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah).

‘Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta semua alam-alam itu.

Baca Juga: Rezeki Anda Seret, Lakukan 7 Amalan Dzikir Ini agar Rezeki Lancar dan Mengalir Terus, InsyaAllah Kaya

(3) ٱلرَّحْمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Latin : Arrahmaanirrahiim

Artinya: Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Untuk ayat ketiga dalam surat Al FAtihah ini maksudnya hampir sama dengan ayat pertama, Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

(4) مَـٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

"Maaliki yawmiddiin."

Artinya : Yang menguasai {4} di Hari Pembalasan {5}

Baca Juga: Amalan dan Doa Menjelang Akad Nikah hingga Malam Pertama agar Lancar dan Berkah

{4} Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan “mim”, yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.

{5} Yaumiddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa’ dan sebagainya.

(5) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

"Iyyaaka na’budu wa-iyyaaka nasta’iin."

Artinya: Hanya Engkaulah yang kami sembah {6}, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. {7} Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.

{7} Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.

Baca Juga: Syarat Wajib Terpenuhi, Bolehkah Pekerja Berat Tidak Puasa, Ini Penjelasan Buya Yahya

(6) ٱهْدِنَا ٱلصِّرَ‌ٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

"Ihdinaash shiraathaal mustaqiim.'

Artinya: Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus, [8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata “hidayaat”: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.

(7) صِرَ‌ٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

"Shiraathalladziina an’amta ‘alayhim ghayril maghdhuubi ‘alayhim walaadhdhaalliin."

Artinya: (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. {9} Yang dimaksud dengan “mereka yang dimurkai” dan “mereka yang sesat” ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Surat Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.

Persesuaian surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.

Dibahagian akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al Baqarah dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Al Quran


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah