Jangan Sampai Menumpuk Jadi Dosa Besar, Kerjakan Puasa Qadha sebelum Puasa Ramadhan Tiba

- 23 Maret 2022, 05:00 WIB
 Jangan sampai menumpuk jadi dosa besar, Kerjakan hal ini sebelum Puasa Ramadhan tiba.
Jangan sampai menumpuk jadi dosa besar, Kerjakan hal ini sebelum Puasa Ramadhan tiba. / PIXABAY/mohammed_hassan/

SERANG NEWS - Umat muslim di Indonesia dan seluruh dunia sebentar lagi akan menyambut Puasa Ramadhan.

Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib yang dikerjakan bagi setiap muslim yang sehat, berakal, dan dalam keadaan mukim (bukan musafir).

Dalil mengenai diwajibkannya puasa Ramadhan adalah firman Allah Swt dalam Q.S Al Baqarah berikut ini:

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.

Baca Juga: Tata Cara, Waktu dan Niat Puasa Qadha: Wajib Dilaksanakan untuk Bayar Hutang Puasa Ramadhan

"Maka, barang siapa di antara kalian sakit atau berada dalam perjalanan (lalu berbuka), (dia wajib berpuasa) sebanyak hari yang ia tinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Wajib bagi orang-­orang yang berat menjalankannya, (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin."

Dalam kondisi tertentu memang ada orang yang batal saat Puasa Ramadhan karena beberapa alasan. Kendati diperbolehkan, orang tersebut tetap wajib membayarnya sebelum datangnya Puasa Ramadhan berikutnya.

Cara membayar Puasa Ramadhan ini adalah dengan Puasa Qadha. Yakni, puasa yang dilakukan untuk mengganti puasa wajib Ramadhan yang ditinggalkan karena alasan syar’i yang menyebabkan orang tersebut batal puasanya atau tidak mengerjakannya. Jumlah puasa Qadha adalah sama dengan puasa yang ditinggalkan.

Baca Juga: 5 Tips dan Cara Melatih Anak Puasa Ramadhan, Lengkap Contoh yang Diajarkan Nabi Muhammad

Karena hukumnya wajib, maka bagi orang yang memiliki hutang Puasa Ramadhan, akan berdosa jika tidak meng-Qadha hingga tiba Ramadhan berikutnya.

Barang siapa tidak meng-Qadha puasa hingga tiba Ramadhan berikutnya padahal tidak ada halangan atau alasan yang menyebabkan tidak mampu meng-Qadha, maka ia dianggap berdosa.

Sebaiknya segera bertaubat dan segera ditunaikan puasa Qadha-nya setelah Ramadhan berakhir agar tidak terulur-ulur lagi.

Baca Juga: Bangganya Jadi Umat Islam, Ternyata Ini 20 Manfaat Puasa Ramadhan Bagi Kesehatan dan Mental

Khusus bagi seseorang yang memiliki alasan yang terus-menerus seperti musafir, atau ibu yang mengandung kemudian menyusui sehingga tidak mampu meng-Qadha puasa hingga tiba Ramadhan berikutnya maka tidak berdosa dan boleh meng-Qadha setelah merasa mampu.

Dalam melaksanakan Puasa Qadha ada beberapa waktu yang telah ditentukan.

1. Qadha Ramadhan boleh dilakukan hingga bulan Sya’ban

Waktu Qadha tidak harus dilaksanakan pada bulan setelah Ramadhan berakhir, yaitu Syawal.

Di antara pendukung hal ini adalah ‘Aisyah pernah menunda qadha’ puasanya  sampai bulan Sya’ban. “Dulu saya punya utang puasa ramadhan. Dan saya tidak bisa mengqadhanya kecuali di bulan sya’ban. (HR. Bukhari 1950, Muslim 2743, dan yang lainnya).

Baca Juga: Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri, Lengkap dengan Hukum Berhubungan di Bulan Ramadhan

2.   Qadha boleh dilaksanakan terpisah

Ada keluasan dalam meng-Qadha puasa Ramadhan dengan cara berturut-turut atau terpisah. Dasar dibolehkannya hal ini adalah firman Allah Ta’ala Q.S Al-Baqarah 185:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah: 185).

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Tidak mengapa jika (dalam mengqadha’ puasa) tidak berurutan."

3. Qadha sebaiknya segera ditunaikan

Meskipun boleh dilaksanakn hingga bulan Sya’ban, namun puasa Qadha dianjurkan untuk segera ditunaikan. Berdasarkan firman Allah Ta’ala Q.S Al Mu'minum:61.

"Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.”

Baca Juga: Doa dan Dzikir Malam Lailatul Qadar: 10 Kalimat Tasbih agar Doa Terkabul saat Itikaf

Adapun keutamaan puasa Qadha adalah melatih tanggung jawab. Maksudnya, ketika kita berpuasa Ramadhan kemudian memiliki alasan yang syar’i untuk meninggalkan puasa, maka kita memiliki kewajiban untuk menggantinya dilain hari.

Dengan menjalankan puasa Qadha maka dapat melatih rasa tanggung jawab kita terhadap hutang puasa kita.

Kedua, melatih kesabaran. Puasa Qadha dijalankan di saat kebanyakan orang tidak berpuasa. Hal ini akan melatih kesabaran kita untuk tidak tergoda membatalkan puasa dan menahan hawa nafsu kita hingga waktu berbuka tiba.

Niat puasa Qadha

Niat wajib dilakukan pada malam hari hingga sebelum masuk waktu subuh. Mengenai niat bisa dengan diniatkan dalam hati atau membaca lafadz berikut ini

"Nawaitu shouma ghodin 'an qadaa'in fardho romadhoona lillahi ta'alaa,"

Artinya: "Aku niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah