Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Bangkitkan Semangat Persatuan hingga Ajang Dakwah

- 10 Oktober 2021, 18:55 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW. /Pixabay.com/beingboring

SERANG NEWS - Maulid Nabi Muhammad SAW rutin dilaksanakan sebagai hari besar dalam islam.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada setiap 12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah.

Secara bahasa istilah 'Maulid' berasal dari bahasa Arab, yang berasal dari kata 'Walada-Yalidu-Wiladan' yang berarti kelahiran.

Baca Juga: Link Twibbon Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah via Twibbonize, Hari Libur Digeser

Kata tersebut lazim disandingkan dengan momen kelahiran Rasulullah Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi merupakan salah satu tradisi yang berkembang dalam masyarakat islam beberapa waktu setelah Rasulullah wafat.

Semangat umat islam dalam memperingatinya dengan berbagai macam bentuk budaya dan tradisi lokal menjadi syiar tersendiri.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Mandi Junub yang Benar, Jangan Terhalang Sabun dan Sampo

Lantas, Bagaimana dan Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dilaksanakan?

Dihimpun SerangNews dari buku berjudul 'Mengapa Maulid Nabi Selalu Kita Peringati ?' karya Sayyid Muhammad bin Alwi, 2012.

Berkaitan dengan sejarah Maulid Nabi, terdapat dua pendapat masyhur yang menjelaskan tentang bagaimana awal munculnya tradisi tersebut.

Baca Juga: Ini Empat Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Indonesia Salah Satunya di Banten, Penuh Nilai dan Filosofi

Pendapat pertama menyampaikan bahwa tradisi Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Khalifah Mu’iz Dinillah, salah seorang khalifah dinasti Fathimiyah di Mesir yang hidup pada tahun 341 Hijriyah.

Kemudian pada saat itu perayaan Maulid dilarang oleh Al Afdhal bin Amir al-Juyusy dan kembali marak pada masa kepeimpinan Amir li Ahkamillah pada tahun 524 H. pendapat ini dikemukakan oleh Al- Sakhawi (wafat 902 H).

Pendapat yang kedua menyampaikan bahwa peringatan Maulid pertama kali diadakan oleh Khalifah Mudhaffar Abu Said pada tahun 630 H dengan menyelenggarakan acara maulid secara besar-besaran.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Kartu Ucapan Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap dengan Cara Membuatnya

Pada saat itu Mudhaffar sedang memikirkan suatu cara agar bisa selamat dari kekejaman Temujin yang dikenal dengan nama Jengiz Khan (1167-1227 M) dari Mongol.

Jengiz Khan, merupakan raja Mongol yang naik tahta ketika berusia 13 tahun namun sudah mampu mengadakan konfederasi tokoh-tokoh agama dan beramnbisi untuk menguasai dunia.

Untuk menghadapi itu Khalifah Mudhaffar mengadakan maulid besar-besaran selama 7 hari 7 malam. Menyediakan hidangan 5000 ekor kambing, 10.000 ayam, 100.000 keju dan 30.000 piring. Acara tersebut menghabiskan 300.000 dinar emas.

Baca Juga: Bolehkan Potong Kuku dan Rambut Saat Haid? Begini Penjelasan Buya Yahya

Dalam acara itu pula khalifah Mudhaffar mengundang para orator untuk membangkitkan semangat heroisme di kalangan umat islam. Dan hasilnya, semangat heroisme berhasil dikobarkan dalam dada umat islam dan mereka siap menjadi benteng yang kokoh bagi islam.

Pada era di mana umat islam mengalami berbagai serangan dari bangsa Eropa (Prancis, Jerman,Inggris) yang dikenal sebagai Perang Salib atau dikenal dengan The Crusade yang digelorakan oleh Paus Urban II. Pada 1099 laskar bangsa Eropa merebut Yerusalem dan mengubah masjidil Aqsa menjadi Gereja.

Saat itulah umat islam kehilangan semangat untuk jihad, rasa ukhuwah (persaudaraan), sebab secara politis mereka telah dipecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan, meskipun saat itu dipimpin oleh satu Khalifah, yaitu Bani Abbas di Baghdad, sebagai lambang persatuan dalam aspek spiritual.

Baca Juga: Kapan Maulid Nabi 2021, Pemerintah Geser Hari Libur Maulid Nabi 1433 Hijriah

Menurut Salahuddin Al Ayyubi, semangat di kalangan umat islam harus kembali dibangkitkan dengan cara menghidupkan kembali rasa cinta kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Beliau mengimbau agar seluruh umat islam di dunia agar tidak melewatkan hari lahir Nabi pada setiap 12 Rabiul Awal berlalu begitu saja tanpa peringatan apapun.

Sejak saat itu setiap 12 Rabiul Awal umat islam selalu memperingatinya secara massal dan semarak untuk menandingi dan mengimbangi peringatan natal oleh umat Nasrani, khalifah Muzafahruddin selalu menyelenggarakannya di istana secara lokal setiap tahun.

Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan dan ulang tahun biasa, namun lebih dari itu sebagai sarana syiar dan dakwah islam serta melestarikan kecintaan umat islam pada Sang Rasul Muhammad saw dari generasi ke generasi. ***

Editor: Masykur Ridlo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x