Jelang Maulid Nabi, Begini Kisah Tahun Gajah dan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

11 Oktober 2021, 07:49 WIB
Perbedaan maulid, maulud, dan milad. /PIXABAY/matponjot

SERANG NEWS - Kelahiran Nabi Muhammad SAW selalu identik dengan istilah tahun gajah. Istilah tahun gajah ini muncul karena pada tahun 571 Masehi tersebut telah terjadi suatu peristiwa bersejarah tentang kota Mekkah.

Tepatnya serangan Raja Abrahah pada Baitullah (Ka’bah). Bahkan peristiwa tersebut diabadikan pada nama sebuah surat dalam Al-Qur’an yakni Al Fiil (Gajah).

Berikut ini kisah tahun gajah dan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikutip dari buku 'Atlas Perjalanan Nabi', karya Dr. Sami bin Abdullah al Maghlust.

Baca Juga: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW, Bangkitkan Semangat Persatuan hingga Ajang Dakwah

Saat itu Abrahah mengirim bala tentaranya ke Al-Mughammas, suatu tempat yang berjarak sekitar 24 kilometer di sebelah timur kota Mekkah dan di sebelah timurnya lagi terdapat gunung Kabkab.

Mereka mengambil harta kekayaan kaum Quraisy dan kabilah-kabilah lainnya. Di antara harta tersebut terdapat 100 ekor unta milik Abdul Muthalib bin Hasyim, pembesar sekaligus tokoh Quraisy.

Untuk itulah kaum Quraisy, Kinanah, Hudzail, dan yang lainnya berniat untuk membunuh Abrahah. Namun, mereka sadar mereka tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut sehingga mengurungkan niatnya.

Baca Juga: Link Twibbon Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah via Twibbonize, Hari Libur Digeser

Kemudian Abrahah muncul dengan bala tentara yang banyak dan gajah besar untuk menghancurkan ka’bah.

Ketika Abrahah dan pasukannya mendekati Baitullah, Abdul Muthalib, kakek Rasulullah keluar dan memintanya untuk untuk meninggalkan Ka’bah.

Ketika Abrahah menolak permintaan Abdul Muthalib, gajah miliknya enggan melangkah menuju Ka’bah.

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan Mandi Junub yang Benar, Jangan Terhalang Sabun dan Sampo

Setiap gajah diarahkan menuju Ka’bah enggan beranjak. Namun jika ia diarahkan ke Yaman atau tempat lain selain Mekkah, ia langsung melangkah. Pada saat itu pula Allah mengirimkan burung-burung Ababil yang membawa batu pijar.

Setiap batu tersebut tertulis nama orang yang dituju. Setiap burung membawa tiga batu. Satu di paruh, dan di kedua kakinya. Setiap orang yang terkena batu tersebut pasti binasa.

Lalu burung-burung itu meninggalkan bala tentara Abrahah yang tercabik-cabik seperti dedaunan kering.

Baca Juga: Ini Empat Tradisi Maulid Nabi Masyarakat Indonesia Salah Satunya di Banten, Penuh Nilai dan Filosofi

Sebagian dari mereka yang masih hidup mencari Naufal bin Habib untuk meminta petunjuk jalan menuju Yaman. Keadaan tubuh Abrahah terluka. Dalam perjalanan menuju Yaman, Abrahah meninggal dunia.

Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Abdullah bin Abdul Muthallib menikahi seorang wanita terhormat di kalangan kaum Quraisy, Aminah binti Waab bin Abdul Manaf bin Zahrah az-Zuhriyah.`

Tak lama kemudian Siti Aminah mengandung dan beberapa lama kemudian Abdullah wafat.

Setelah melahirkan, Aminah mengirimkan berita kepada Abdul Muthalib bahwa dia telah melahirkan anak laki-laki.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Kartu Ucapan Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap dengan Cara Membuatnya

Abdul Muthalib segera menemui dan melihat cucunya itu serta membawanya ke Ka’bah. Lalu dia berdo’a seraya memuji Allah SWT dan memberinya nama Muhammad, nama yang sangat asing di kalangan masyarakat Arab pada saat itu.

Muhammad SWW dilahirkan di rumah Abu Thalib, di lingkungan bani Hasyim dekat shafa di Mekkah Al-Mukarramah. Beliau dilahirkan pada hari senin pagi, pada 12 Rabiul Awal tahun 570 M.

Ada pula yang berpendapat beliau dilahirkan pada 571 M yang dikenal dengan tahun gajah ketika Abrahah Al-Habsyi menginvasi Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah dari arah Yaman.

Baca Juga: Bolehkan Potong Kuku dan Rambut Saat Haid? Begini Penjelasan Buya Yahya

Rasulullah lahir di tengah-tengah kabilah paling terhormat di antara kabilah-kabilah Arab lainnya. Beliau berkata pada diri sendiri, “Allah telah memilih Kinanah sebagai keturunan Ismail, lalu dari Kinanah Dia memilih Quraisy, kemudian dari Quraisy Dia memilih Bani Hasyim, dan dari Bani Hasyim Dia memilihku,” (HR.Muslim).

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Ma’d bin Adnan.

Nasabnya terus bersambung sampai ke Nabi Ismail dan Ibrahim AS. Sementara itu bunda beliau adalah Aminah binti Wahhab bin Abdu Manaf bin Zahrah bin Kilab bin Murrah.

Baca Juga: Kapan Maulid Nabi 2021, Pemerintah Geser Hari Libur Maulid Nabi 1433 Hijriah

Nasabnya bertemu dengan ayahnya pada bin Murrah (kakek kelima dari ayahnya dan keempat dari ibunya).

Syifa, ibunda dari Abdurrahman bin Auf adalah bidan yang membantu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ibu susuan beliau pertama kali ialah Suwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab.

Selanjutnya, Ummu Aiman merupakan orang yang mengasuhnya, budak ayahnya, Abdullah Bin Abdul Muthalib.

Sudah menjadi tradisi bangsa Arab meminta tolong kepada Ibu susuan untuk menyusui anak mereka di pedalaman. Tujuannya agar si anak berlaku mulia di setiap keadaan.

Baca Juga: Ini Tanda Seseorang Sedang Ditolak Oleh Allah, Kata Ustadz Abdul Somad, Apa Saja?

Halimatus Sa’diyah, istri Abu Kabsyah kemudian mengambil alih penyusunan beliau di tengah-tengah Bani Sa’ad dari suku Hawazin. Keberkahan pun diperolehnya juga desa mereka.

Saat usia nabi 4 tahun, Halimah mengembalikan beliau ke pangkuan ibundanya. Ketika berusia 6 tahun, ibunya meninggal, beliau kemudian diasuh kakeknya, Abdul Muthalib.

Saat beliau berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Setelah itu pengasuhannya berpindah ke tangan Abu Thalib, pamannya. Demikianlah sedari kecil Nabi Muhammad SAW hidup dalam keadaan yatim piatu.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: BUKU ATLAS PERJALANAN NABI

Tags

Terkini

Terpopuler